KEBIJAKAN LUAR NEGERI AS

Siaran Pers 29 April 2009

Sambutan oleh Menteri Luar Negeri, Hillary Rodham Clinton

Di Hadapan Komite Bidang Luar Negeri DPR AS

Washington, DC

22 April 2009

Terima kasih banyak Bapak ketua. Terima kasih para Anggota. Salam bagi para kerabat dan rekan. Senang sekali bisa berada di sini pagi ini. Komite ini telah menjadi sumber berbagai kemajuan kebijakan luar negeri bangsa ini dan saya berharap dapat terus bekerjasama dengan Anda untuk meneruskan tradisi tersebut.

Ketika saya datang ke Senat yang merupakan badan lain di Kongres, saya mengatakan dalam dengar pendapat penunjukan saya mengenai komitmen untuk menjalankan kebijakan yang dapat memperkuat keamanan dalam negeri kita, memajukan kepentingan kita, dan menegakkan nilai-nilai kita. Hari ini, hampir 100 hari setelahnya, saya laporkan bahwa kita telah mencapai kemajuan untuk meraih tujuan tersebut.

Saya ingin mulai dengan memberikan penghargaan dan mengucapkan terima kasih kepada mereka yang berada di Departemen Luar Negeri AS dan USAID yang telah mengabdi untuk negara kita sepanjang waktu di seluruh dunia. Saya sangat bangga akan prestasi mereka. Dengan bakat mereka dan di bawah kepemimpinan Presiden Obama, kita telah mengedepankan sebuh diplomasi yang baru yang digerakkan oleh semangat kemitraan, pragmatisme, dan prinsip.

Prioritas kita jelas. Kita mengerahkan perangkat diplomasi dan pembangunan seiring dengan kekuatan militer. Kita sedang memperkuat aliansi yang bersejarah, bekerjasama dengan kekuatan regional yang sedang tumbuh, dan menjajaki kerjasama yang baru. Kita sedang menghadapi tantangan-tantangan yang sudah lama ada dan yang akan timbul yang akan menentukan nasib bangsa ini: perubahan iklim, negara yang lemah, rezim yang keji, kartel krimimal, proliferasi nuklir, terorisme, kemiskinan, dan penyakit. Kita memajukan nilai-nilai dan kepentingan kita dengan menegakkan hak asasi manusia dan menumbuhkan keadaan yang memungkinkan setiap individu untuk hidup sesuai dengan berkah yang diberikan oleh Tuhan.

Sekarang, saya paham bahwa banyak pertanyaan yang ingin Anda ajukan yang berkenaan dengan masalah-masalah yang sudah lama ada: Afghanistan dan Pakistan, Irak, Iran, tentunya Timur Tengah, dan keterpurukan akibat krisis keuangan global. Saya akan membicarakan hal-hal tersebut secara singkat dan menjawab pertanyaan yang mungkin akan Anda ajukan.

Seperti yang diketahui, di Afghanistan dan Pakistan, Presiden menggarisbawahi sebuah strategi dengan tujuan inti yang berpusat untuk memecah, membongkar, dan mengalahkan Al Qaeda, dan mencegah mereka kembali ke Afghanistan atau Pakistan. Kita memadukan kajian strategis dengan diplomasi intensif, dan negara-negara di dunia turut dalam upaya ini. Lebih dari 80 negara dan organisasi hadir dalam konferensi internasional di Den Haag dan sebuah konferensi para donatur yang baru ditutup di Tokyo berhasil mengumpulkan lebih dari lima milyar dolar AS.

Di Irak, kami sedang mengupayakan penarikan pasukan kita secara bertanggung jawab dan peralihan ke kemitraan yang berdasarkan kerjasama diplomatik dan ekonomi. Kami sedang melakukan pendekatan-pendekatan yang baru terhadap ancaman dari Iran dan kita melakukannya dengan mata terbuka dan tanpa ilusi. Kita mengerti desakan untuk mencegah Iran memperoleh senjata nuklir. Setelah tidak aktif selama bertahun-tahun, kita kini menjadi mitra penuh dalam pembicaraan P-5+1.

Di Timur Tengah, kami segera melakukan upaya untuk mempertemukan pihak-pihak yang terlibat untuk sekali lagi membahas apa yang bisa dilakukan untuk mencapai solusi dua negara. Kami terus memiliki komitmen yang kuat untuk menjaga keamanan Israel, memberikan bantuan di bidang ekonomi dan keamanan, dan kami juga melakukan apapun yang dapat kami lakukan untuk memperkuat Otoritas Palestina serta untuk mengakhiri krisis di Gaza.

Secara lebih luas, kami berupaya mengurangi dampak krisis keuangan global. Upaya kami di G-20 menitikberatkan pada upaya-upaya berskala besar di negara-negara yang tergolong paling miskin dan rentan. Kita perlu memberikan dukungan pada Dana Moneter Internasional (IMF). Kita perlu memberikan bantuan langsung pada negara-negara seperti Haiti, yang saya kunjungi minggu lalu. Berbagai bantuan ini akan membantu pemerintahan-pemerintahan yang demokratis dan bertanggung jawab untuk menguatkan kembali fondasi ekonomi mereka dan menghindari instabilitas politik yang memiliki berbagai dampak yang lebih luas.

Saat ini, tantangan-tantangan ini membutuhkan perhatian kita, namun hal ini tidak boleh mengurangi perhatian kita pada hal-hal lain yang tak kalah penting namun terkadang ancamannya tak selalu terlihat jelas, seperti perubahan iklim, wabah penyakit, kartel-kartel kriminal, atau nonproliferasi.

Di zaman ini, kita menghadapi sejumlah tantangan yang tak mengenal batas wilayah. Tak satupun dari tantangan-tantangan ini yang bisa diatasi sendirian oleh Amerika Serikat. Namun juga tak ada yang dapat diatasi tanpa kepemimpinan kami. Semua ini akan memiliki dampak yang besar pada masa depan anak-anak kita. Tantangan-tantangan ini tak hanya sulit, tapi juga memberikan kita sejumlah ruang baru untuk melakukan kerjasama global. Dan kami saat ini tengah mengambil langkah-langkah untuk memanfaatkan kesempatan ini.

Pertama, kami sedang menjalankan sebuah agenda diplomasi dengan cakupan luas yang bertujuan memperkuat persekutuan kami dengan mitra-mitra demokratis di Eropa, Asia, Afrika dan wilayah kami sendiri (Amerika). Kami sedang membangun kemitraan dengan kekuatan-kekuatan kunci di berbagai wilayah. Kami sedang membangun hubungan yang konstruktif dengan negara-negara besar yang sangat menentukan apa yang akan terjadi di masa depan, yakni Cina, Rusia, dan India.

Kami bekerjasama dengan sekutu-sekutu lama kami seperti Jepang dan Korea Selatan untuk menyelesaikan berbagai masalah regional maupun global. Ada hal khusus yang ingin saya sampaikan tentang Asia. Sebagaimana Anda tahu, meningkatkan hubungan dengan India – yang juga telah disebut oleh Ketua dan sejumlah Anggota dan pihak-pihak lain – adalah penting bagi kami. India adalah negara demokrasi terbesar di dunia. India adalah sekutu penting kami dalam berbagai upaya yang kami lakukan. Saya melakukan kunjungan luar negeri pertama saya sebagai Menteri Luar Negeri ke Asia, sebuah tanda bahwa kami bukan hanya merupakan sebuah kekuatan transatlantik namun juga transpasifik, dan bahwa Asia akan menjadi mitra yang amat penting bagi kami di tahun-tahun yang akan datang.

Namun kami juga tak melupakan sekutu-sekutu lama kami. Kami telah bekerja keras bersama Uni Eropa dan NATO, dan baru beberapa hari yang lalu, kami pergi ke Amerika Latin untuk bertemu dengan bangsa-bangsa sewilayah yang saling berbagi tradisi dan masa depan. Kami membahas tentang kemitraan baru dalam bidang energi, memberantas perdagangan narkoba dan juga kartel-kartelnya, mengonsolidasikan sejumlah pencapaian dari demokrasi, dan banyak hal lain.

Kami juga membangun ikatan yang lebih erat dengan negara-negara kunci di sejumlah wilayah lain, diantaranya Brazil, Indonesia, dan Turki. Negara-negara ini bukan hanya merupakan mitra kami, namun juga dapat memimpin pembahasan isu-isu seperti penebangan hutan dan demokrasi. Kami akan sedapat mungkin bekerjasama dengan Cina dan Rusia, dan kami akan bersikap terbuka tentang hal-hal yang tidak kami setujui. Kami akan memulai sebuah dialog strategis dan ekonomis dengan Cina dalam waktu dekat. Kami akan bekerjasama dengan mereka dalam mengembangkan sejumlah teknologi untuk mengurangi ketergantungan dunia terhadap bahan bakar fosil. Dan kami telah berkomitmen untuk bekerjasama dengan Rusia dalam menghasilkan kesepakatan yang meneruskan apa yang telah dicapai dalam kesepakatan pengendalian senjata START.

Tapi kami juga mengerti bahwa pembaharuan hubungan diplomatik tak hanya terjadi antar pemerintah. Kebijakan dan pemimpin politik berubah seiring berjalannya waktu. Namun ikatan antar warga negara, lembaga swadaya masyarakat, kalangan bisnis, universitas, dan lain-lain berlangsung selamanya. Kelompok-kelompok ini merupakan alat diplomasi yang sangat efektif, dan kami berkomitmen untuk melibatkan mereka semua.

Pada akhirnya, kami akan bekerja untuk mengembangkan kesempatan dan melindungi hak asasi manusia, memperkuat masyarakat sipil, mengabdi kepada cita-cita yang melandasi negara ini, bekerja memajukan pendidikan dan pelayanan kesehatan, aturan hukum dan tata kelola pemerintahan yang baik, memerangi korupsi, memperluas kesempatan bagi wanita dan anak perempuan, dan mereka yang berada pada posisi marginal di masyarakat.

Saat kita menggalakan pemerintahan yang bertanggung jawab ke luar negeri, kita harus lebih berinvestasi pada perangakat yang kita miliki di dalam negeri. Seperti yang Bapak Ketua kemukakan, saya bekerja keras untuk menciptakan sebuah Kementrian yang lebih gesit dan efektif dengan penempatan staf dan sumber daya yang tepat guna menjalankan agenda Bapak Presiden. Oleh karena itu maka untuk pertama kalinya saya telah mengisi posisi Deputi Menteri untuk urusan Manajemen dan Sumber Daya.Saya juga telah mendorong Departemen Luar Negeri untuk mereformasi dan melaukan inovasi serta menyelamatkan uang yang dibayar oleh para pembayar pajak. Kita telah mengubah duta besar kita menjadi pimpinan pelaksana di negara tempat bertugas dengan otoritas dan tanggung jawab terhadap program-program di negara bersangkutan. Kita mengkonsolidasikan layanan penunjang IT yang akan menghasilkan penghematan puluhan juta dollar. Kita menjalankan teknologi media baru untuk mengusung pesan kita secara lebih efektif.

Dan saya bertekad untuk melihat mereka yang bertugas di dinas sipil dan luar negeri memperoleh sumber daya yang mereka butuhkan untuk menjalankan tugas mereka secara aman dan efektif. Bahkan Menteri Gates menegaskan bahwa negara kita telah mengalami pelemahan investasi di bidang diplomasi. Itu harus berakhir. Seperti halnya kita tidak bisa mengerahkan pasukan Amerika yang menuju ke medan tempur tanpa persenjataan, tentunya kita tidak bisa mengirim diplomat kita ke kancah suasana dunia saat ini dengan segala ancaman yang mereka hadapi selama 24 jam per hari tanpa membekali mereka dengan perangkata yang mereka butuhkan. Jika kita tidak berinvestasi pada diplomasi dan pembangunan maka pada akhirnya kita harus membayar mahal karena konflik dan semua yang menyertainya.Oleh sebab itu Bapak ketua, kita menerapkan kebijakan ini karena kebijakan tersebut adalah hal yang seharusnya kita lakukan. Kita yakin bahwa tidak ada negara yang mendapat manfaat melebihi Amerika Serikat apabila tercipta keamanan, demokrasi, dan kesempatan yang lebih besar di dunia. Perekonomian kita akan tumbuh apabila para sekutu kita semakin kuat dan masyarakat makmur. Dan tak ada negara yang menanggung beban lebih berat apabila rencana tidak berjalan semestinya. Setiap tahun kita menghabiskan ratusan milyar dolar mengatasi perang, penyakit, ideologi yang keras, dan rezim yang keji. Maka, marilah kita berinvestasi di dunia yang kita inginkan. Kita tidak pernah kehabisan tantangan atau peluang. Dunia mencari kepemimpinan dan menanti bagaimana pemerintahan baru ini memenuhi momen ini. Saya yakin jika kita mengikuti rencana dan prinsip-prinsip kita, kita akan berhasil. Kita dapat memimpin dunia untuk menciptakan era di mana kita dan anak-anak kita akan merasa bangga memilikinya, sebuah era kemajuan dan kemakmuran bagi seluruh dunia, tetapi khususnya bagi negara kita tercinta.Tetapi untuk meraih tujuan-tujuan ini, kami membutuhkan bantuan Anda, kami membutuhkan saran Anda, dan kami membutuhkan dukungan Anda. Saya sangat berharap bukan hanya pada forum formal hari ini, tetapi juga dialog informal yang terus berlanjut yang telah saya awali dengan sebagian dari Anda dan berharap dapat melakukanya dengan Anda semua. Kita mempunyai visi yang sama dalam hal ini. Kita harus melangkah ke arah yang sama untuk kebaikan negara kita dan anak-anak kita.

Terima kasih Bapak Ketua.

###

________________________________________________________________________

Jl. Medan Merdeka Selatan 4, Jakarta 10110, Indonesia. Telp: (62-21) 3435-9566, Faks: (62-21) 381-0243

publish by Husain Abdullah


0 Comments:

Post a Comment