Peradaban Timur Tengah

Posisi geografis Timur tengah tebentuk atas kontur yang khas dan lain daripada yang lain. Kawasan ini merupakan wilayah yang terletak pada pertemuan Eropa, Asia, dan Afrika, Posisi tersebut memberikan poin lebih tersendiri bagi kawasan ini dalam hal penguasaan jalur-jalur strategis yang menuju ke ketiga benua tersebut. Di masa lalu, hal ini terkenal dengan istilah Silk Road atau Jalur Sutera. Oleha karena itu timur tengah bedasarkan interpretasi bangsa barat menjadi pusat belahan timur. . Sejak masa lampu sebelum Masehi, Jalan darat dan jalan laut terdekat dan yang paling nyaman dari Eropa ke Asia adalah melalui Timur Tengah.. Hampir setiap imperium besar dalam sejarah dunia pernah menguasai seluruh atau sebagian wilayah ini, atau seringkali iri melihatnya. Pada saat ini letak Timur Tengah mengangkangi interval wilayah persemakmuran Britania. Oleh karena itu, apa pun yang terjadi dengan wilayah ini akan berpengaruh terhadap nasib Kerajaan Inggris Raya.

Gambaran atau pendeskripsian mengenai timur tengah tersebut sebagian besar diungkapkan oleh Alfred T. Mahan. Sedangkan menurut Marshall C.G. Hodgson. bahwa apa yang dimaksud dengan “Timur Tengah” adalah wilayah-wilayah yang membentang dari Sungai Nil di sebelah Barat hingga ke sungai Oxus di sebelah Timur (from Nile To Oxus ). Diskursus wacana timur tengah juga seringkali mengarah pada pemberian predikat bahwa timur tengah adalah sumber peradaban islam dan suber peradaban ilmu pengetahuan berasal. Banyak alasan yang mendasari Statement tersebut.

Peradaban islam Timur Tengah

Adalah hal yang wajar ketika timur tengah dikatakan sebagai wilayah dimana peradaban islam terbangun dan berkembang. Ini disebabkan oleh Agama Islam memang pertama kali turun di wilayah Arab, Mekkah melalui malaikat Jibril yang kemudian didakwahkan oleh Nabi Muhammad S.A.W. Islam yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW telah membawa bangsa Arab yang semula terbelakang., bodoh, tidak terkenal, dan diabaikan oleh bangsa-bangsa lain, menjadi bangsa yang maju. Bukti bahwa pada awalnya bangsa Arab diabaikan oleh bangsa lain salah satunya adalah pada saat bala tentara Alexander yang Agung seorang penakluk kesohor dari dunia masa lampau telah menduduki Mesir, maka daerah selanjutnya yang terbersit di benaknya untuk ditaklukkan adalah kerajaan Persia yang terkenal amat makmur dan kaya, bukanlah jazirah 

Arabia yang kering kerontang dan tandus, padahal jaraknya lebih dekat dari Mesir. Islam dengan segala nilai-nilai dan ajarannya dengan cepat bergerak mengembangkan dunia, membina satu kebudayaan dan peradaban yang sangat penting artinya dalam sejarah manusia hingga sekarang. H.A.R. Gibb di dalam bukunya Whither Islam menyatakan, Islam is indeed much more than a system of Theology, it is a complete civilazation karene Islam pada dasarnya lebih dari sekedar sebuah sistem Teologi, ia adalah suatu peradaban yang sempurna. Karena yang menjadi pokok kekuatan dan sebab timbulnya kebudayaan adalah agama islam, kebudayaan yang ditimbulkannya dinamakan kebudayaan atau peradaban Islam. Bahkan Islam mempengaruhi perkembangan ilmu kebudayaan dan pengembangan pendidikan baca tulis yang kemudian member inspirasi besar bagi bangsa-bangsa Eropa.

Adalah profesor Muslim bernama Ali Ibnu Ahmed Ibnu Yusuf Ibnu Al-Khizr Al-Amidi yang telah merintis penciptaaan sistem penulisan bagi orang buta. Sejak terlahir ke dunia, Al-Amidi sudah dalam kondisi buta. Keterbatasan penglihatan itu tak menyurutkan semangatnya untuk belajar dan terus menggali ilmu. Ilmuwan asal Suriah itu pun termasyhur sebagai ahli hukum dan pakar bahasa asing.

Untuk menggali ilmu dan pengetahuan, Al-Amidi berhasil menciptakan sebuah sistem penulisan untuk kaum difabel. Dengan sistem penulisan yang diciptakannya, ilmuwan yang wafat pada 1314 M itu mampu membaca dan menulis buku. Penyandang tunanetra memang dikenal memiliki kemampuan meraba yang sangat luar biasa.

Berkah itu mampu dimanfaatkan Al-Amidi untuk menggali ilmu. Dengan kemampuan meraba dan menyentuh itu, dia tak hanya mampu menempatkan dan menyimpan buku pada rak, tetapi Al-Amidi juga mampu menentukan nomor halaman sebuah buku. Selain itu, ia juga mampu mengetahui nilai buku dengan menetapkan jarak baris buku.

Sayangnya, jasa dan dedikasi Al-Amidi dalam menciptakan sistem penulisan untuk kaum difabel itu seperti hilang ditelan zaman. Sejarah juga seakan melupakan kontribusi tak ternilai yang telah diberikan ilmuwan Muslim itu. Tak hanya adikaryanya yang terkubur zaman, sosok Al-Amidi juga nyaris tak pernah disebut-sebut dalam sejarah peradaban Islam. Meski demikian. dalam hampir seluruh buku sejarah, pun jejaknya sangat sulit untuk ditemukan. Tak heran jika warga dunia hanya mengenal Braille yang berkebangsaan Prancis sebagai penemu huruf Braille. Pada 1824, Braille menciptakan sejenis sistem tulisan sentuh yang khusus digunakan para penyandang tunanetra.

Andi Ismira

E 131 06 015

0 Comments:

Post a Comment