Kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi di Timur Tengah

Timur Tengah adalah sebuah wilayah yang secara politis dan budaya merupakan bagian dari
benua Asia. Timur Tengah berada diantara dua samudera yakni Samudera Atlantik di sebelah Barat dan Samudra Hindia di sebelah Selatan. Mayoritas penduduknya Beragama islam dan pada umumnya menggunakan bahasa Arab.
Timur Tengah pernah mengalami masa kejayaan dalam penguasaan ilmu pengetahuan, namun setelah itu mengalami degradasi, dan kemudian berangsur-angsur kembali pulih dan mengalami peningkatan. Pada abad ke IX M orang-orang islam mulai mengkaji secara ilmiah dan mengembangkan kajian-kajian filsafat Yunani dalam perspektif Islam yang pada akhirnya pemikiran-pemikiran tersebut melampaui pemikiran-pemikiran sebelumnya. Salah satu ahli ilmu pengetahuan yang berasal dari Timur Tengah adalah Al kindi dengan keahlian matematika dan optiknya. Pada abad ke XI M, orang-orang Barat Eropa mulai belajar dari dunia islam. Pasca perang salib orang-orang Eropa mengambil buku-buku karya ilmuan muslim. Akhirnya, setelah abad ke XII M, kajian-kajian ilmu pengetahuan di Timur tengah mulai mengalami degradasi, sampai pada awal abad ke XVIII M, Timur Tengah mulai merasa tertinggal dalam bidang IPTEK. Namun, keadaan itu kembali pulih pada abad ke XIX M yang pada saat itu bangsa Eropa juga mulai mengembangkan sains modern. Orang-orang Islam kemudian belajar tentang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) dari Barat. Pada akhirnya, pasca perang dunia ke II Timur Tengah mulai maju dalam bidang IPTEK, terutama di negara Iran.
Iran menempati posisi pertama yang memiliki tingkat pertumbuhan produksi IPTEK tercepat di kawasan Timur Tengah. Pada tahun 2004-2007, tercatat bahwa Iran mengalami peningkatan produksi IPTEK sebanyak 34% dari tahun sebelumnya, dan menempati posisi ke 40 dari 145 negara. Dari segi jumlah makalah ilmiah secara internasional, Iran menempati urutan ke 2.

Arfianih Alimuddin
E 131 06 007

0 Comments:

Post a Comment