Timur Tengah dan Ilmu Pengetahuan

Pada dasarnya istilah Timur Tengah hanyalah mengarah pada wilayah budaya, dan secara umum tidak memiliki batas wilayah yang jelas. Ada beragam definisi yang coba menggambarkan mengenai sejauhmana batas dari kawasan Timur Tengah itu sendiri, dan sejauh ini definisi yang paling umum digunakan adalah wilayah yang terdiri atas Bahrain, Siprus, Mesir, Turki, Iran, Irak, Yordania, Kuwait, Lebanon, Oman, Qatar, Arab Saudi, Suriah, Uni Emirat Arab, Yaman dan Palestina. Terkadang pula wilayah Afganistan dan Pakistan ikut dimasukkan dalam wilayah Timur Tengah karena kedekatannya secara budaya dan agama dengan negara-negara yang sudah pasti berada dalam kawasan tersebut seperti Iran dan Irak. Definisi lain yang juga tak kalah banyak digunakan adalah wilayah yang terbentang dan memanjang dari Anatolia (Asia Kecil/Turki), Jazirah Arab, hingga Semenanjung Sinai di Afrika Utara, yaitu kesemua negara tersebut di atas ditambah dengan Maroko, Aljazair, Libya, Tunisia, Mauritania, Sahara Barat, Sudan, Ethiopia, Eritrea serta Djibouti. Dengan luasnya wilayah dari kawasan Timur Tengah ini serta mengingat kekayaan akan ragam budaya dan Sumber Daya Alamnya (SDA) seperti minyak dan gas alam, maka tak mengherankan apabila di masa sekarang kawasan ini menjadi daerah rebutan pengaruh (hegomoni) antara negara-negara besar di dunia seperti Amerika Serikat, Rusia dan China. Tambahan pula letaknya yang sangat strategis dari segi geografis, semakin menjadikan kawasan ini sebagai daerah yang tak pernah lepas dari konflik yang berkepanjangan.
Apabila kita merunut kembali jauh kebelakang, maka dapat dikatakan bahwa Timur Tengah merupakan salah satu tempat asal muasal dari ilmu pengetahuan modern yang berkembang saat ini. Hal ini dapat dibuktikan dengan fakta bahwa Timur Tengah merupakan tempat lahir, tumbuh dan berkembangnya para manusia-manusia brilian dalam bidang ilmu pengetahuan, yang hingga kini masih menjadi sumber inspirasi dalam mengembangkan ilmu pengetahuan. Dengan kata lain teori-teori ataupun hasil penemuan dan pemikiran mereka telah dan masih menjadi dasar dalam pengembangan ilmu pengetahuan modern saat ini. Sebut saja tokoh-tokohnya antara lain adalah Ibnu Sina (ilmu kedokteran), Al Khawarizmi (matematika), Al Kindi (filsafat), Ibnu Khaldun (sosiologi), Al Biruni (astronomi), Ibnu Hayyan (kimia), Ibnu Rusyd (ilmu sosial), dan masih banyak yang lain.
Dalam bidang kedokteran kita, siapa yang tak mengenal Ibnu Sina. Bapak dari Imu Kedokteran ini, merupakan orang yang memetakan ilmu kedokteran serta menggambarkan anatomi dari tubuh manusia secara sempurna. Ibnu Sina juga adalah orang yang menemukan tentang cara berfikir induktif. Di barat, orang mengenal Ibnu Sina dengan nama Avicenna. Lain pula halnya dengan dengan Al Khawarizmi yang dikenal di barat dengan Algorismi. Al Khawarizmi merupakan orang yang menemukan, menggambarkan dan menotasikan angka nol disaat orang masih repot dalam menghitung karena tidak adanya angka nol dalam angka Romawi yang dipakai pada saat itu. Al Khawarizmi juga tercatat sebagai orang yang menemukan ilmu aljabar sehingga diangkat sebagai Bapak Aljabar. Penamaan logaritma juga berasal dari namanya yaitu Algorismi.
Dalam bidang sosiolagi kita, kita mengenal Ibnu Khaldun yang merupakan peletak dasar-dasar ilmu sosiologi modern serta ahli ilmu sosiologi yang terkenal pada zamanya. Di bidang filsafat, terdapat Ibnu Taimiah dan Al Kindi yang mampu mengharmonikan agam dan filsafat. Lain lagi dengan Al Biruni yang menemukan teori perputaran bumi pada porosnya,dan kehebatan Umar Khayam dalam bidang Syair. Itulah segelintir kisah dan kemampuan dari banyaknya manusia-manusia brilian yang dilahirkan di kawasan Timur Tengah, yang masih terus menginspirasi kita hingga saat ini. Tak diragukan lagi, peradaban Timur Tengah adalah peradaban emas, yang masih mencerahkan dunia hingga sekarang.

Abd. Rahman Ruspa
E 131 06 042
Ilmu Hubungan Internasional

0 Comments:

Post a Comment