Islam dan Perkembangan Iptek

Islam yang menjadi salah satu agama terbesar di dunia, tidak lepas pengaruhnya dalam berbagai perkembangan dan kemajuan dunia. Baik perkembanagn di bidang politik, ekonomi, sosial, pertahanan, hukum, bahkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam pengembangan di bidang iptek, aqidah Islam dijadikan konsep dan aplikasi iptek.
Perkembangan ilmu pengetahuan di satu sisi memang berdampak positif karena dapat meningkatkan produktifitas dan kualitas hidup manusia. Namun, di satu sisi Iptek juga berdampak negatif karena merugikan dan membahayakan harkat hidup manusia.Disinilah peran agama Islam sebagai pedoman dan penuntun dalam pengembangan teknologi agar tetap sesuai dengan nilai-nilai aqidah.

Agama dan Iptek memiliki hubungan yang dapat dibagi dalam 3 kelompok :
• Hubungan yang bersifat sekuler, yang memisahkan agama dan iptek dan hanya menganggap agama sebagai hubungan vertikal dengan Tuhan
• Hubungan yang bersifat sosialis, yang menistakan agama sama sekali dalam kehidupan. Agama hanya dianggap sebagai “penyakit”.
• Hubungan yang bersifat Islami, yang menganggap agama Islam sebagai penuntun dan pengatur kehidupan ini yang memerintahkan manusia untuk membangun segala pemikirannya berdasarkan aqidah Islam.

Inilah peran pertama yang dimainkan Islam dalam iptek, yaitu aqidah Islam harus dijadikan basis segala konsep dan aplikasi iptek. Namun, yang perlu dipahami bahwa ketika aqidah Islam dijadikan sebagai landasan dan aplikasi Iptek, bukan berarti konsep-konsep Iptek harus bersumber dari Al-quran dan Hadist, tetapi menurut standar yang sesuai dengan Alquran dan Hadist.

Implikasi lain dari prinsip ini yaitu, Alquran dan Hadist hanya menjadi standar iptek, bukan sumber Iptek. Dan manusia diperbolehkan untuk mengadopsi Iptek dari sumber lainnya. Namun, asas manfaat dan kemaslahatan umat harus tetap diperhatikan.

Dari uraian di atas dapat kami pahami bahwa peran islam yang utama dalam perkembangan Iptek setidaknya ada dua. Pertama, menjadikan aqidah islam sebagai peradigma pemikiran dan ilmu pengetahuan dan bukannya membangun paradigma sekuler dalam membangun struktur ilmu pengetahaun. Kedua, menjadikan syariah Islam sebagai standar penggunaan Iptek.

Muh. Zubair
E 13106049

timur tengah

Timur Tengah adalah sebuah wilayah yang secara politis dan budaya merupakan bagian dari benua Asia, atau Afrika-Eurasia. Pusat dari wilayah ini adalah daratan di antara Laut Mediterania dan Teluk Persia serta wilayah yang memanjang dari Anatolia, Jazirah Arab dan Semenanjung Sinai. Kadangkala disebutkan juga area tersebut meliputi wilayah dari Afrika Utara di sebelah barat sampai dengan Pakistan di sebelah timur dan Kaukasus dan/atau Asia Tengah di sebelah utara. Media dan beberapa organisasi internasional (seperti PBB) umumnya menganggap wilayah Timur Tengah adalah wilayah Asia Barat Daya (termasuk Siprus dan Iran) ditambah dengan Mesir.
Wilayah tersebut mencakup beberapa kelompok suku dan budaya termasuk suku Iran, suku Arab, suku Yunani, suku Yahudi, suku Berber, suku Assyria, suku Kurdi dan suku Turki. Bahasa utama yaitu: bahasa Persia, bahasa Arab, bahasa Ibrani, bahasa Assyria, bahasa Kurdi dan bahasa Turki.
Kebanyakan sastra barat mendefinisikan "Timur Tengah" sebagai negara-negara di Asia Barat Daya, dari Iran (Persia) ke Mesir. Mesir dengan semenanjung Sinainya yang berada di Asia umumnya dianggap sebagai bagian dari Timur Tengah, walaupun sebagian besar wilayah negara itu secara geografi berada di Afrika Utara.
Sejak pertengahan abad ke-20, Timur Tengah telah menjadi pusat terjadinya peristiwa-peristiwa dunia, dan menjadi wilayah yang sangat sensitif, baik dari segi kestrategisan lokasi, politik, ekonomi, kebudayaan dan keagamaan. Timur Tengah mempunyai cadangan minyak mentah dalam jumlah besar dan merupakan tempat kelahiran dan pusat spiritual agama Yahudi, Kristen dan Islam.
Batasan Timur Tengah
Istilah 'Timur Tengah' mengarah kepada wilayah budaya, jadi tidak memiliki batas tertentu. Definisi yang umum dipakai yaitu wilayah yang terdiri dari: Bahrain, Siprus, Mesir, Turki, Iran (Persia), Irak, Palestina, Yordania, Kuwait, Lebanon, Oman, Qatar, Arab Saudi, Suriah, Uni Emirat Arab, Yaman dan Palestina.
Iran merupakan batas yang paling timur, terkadang dengan memasukkan Afganistan dan Pakistan barat karena kedekatannya (secara suku dan agama) dengan kelompok mayoritas dari masyarakat Iran. Juga karena keterkaitan sejarah karena pernah menjadi bagian dari kerajaan yang wilayahnya mencakup daerah-daerah tersebut. Afganistan, Tajikistan dan Pakistan barat memiliki hubungan budaya, bahasa dan sejarah dengan Iran. Sementara hubungan antara Iran dengan negara-negara Arab karena adanya hubungan agama dan kedekatan secara geografi.
Umumnya yang disebut Timur Tengah secara harfiah adalah daerah-daerah negara berikut:
Suriah
Lebanon
Palestina
Mesir
Arab Saudi
Yaman
Oman
Uni Emirat Arab
Bahrain
Qatar
Irak
Kuwait
Maroko
Aljazair
Libya
Tunisia
Mauritania
Sahara Barat
Sudan
Ethiopia
Eritrea
Djibouti
Iran
Pakistan
Turki
Erosentrisme
Beberapa telah mengkritik istilah 'Timur Tengah' karena keErosentrismeannya. Wilayah ini terletak di timur Eropa barat. Bagi India, dia terletak di barat; bagi Russia dia terletak di selatan. Penggunaan kata 'Tengah' juga telah menyebabkan kebingungan bagi sebagian orang. Sebelum Perang Dunia I, 'Timur Dekat' digunakan Inggris untuk menunjuk ke daerah Balkan dan Kerajaan Ottoman, sedangkan 'Timur Tengah' untuk Persia, Afganistan, dan Asia Tengah, Turki, dan Kaukasus. Sedangkan 'Timur Jauh' menunjuk ke negara-negara 'Asia Timur', seperti Tiongkok, Jepang, Hong Kong, dll.
Dengan hilangnya Kerajaan Ottoman pada 1918, 'Timur Dekat' hampir hilang dalam penggunaan umum, sedangkan 'Timur Tengah' digunakan untuk menunjuk ke negara-negara Islam. Namun penggunaan 'Timur Dekat' tetap digunakan oleh beberapa disiplin akademi, termasuk arkeologi dan sejarah kuno.
Kritikan Erosentrisme juga berhubungan dengan fakta bahwa Timur dan Barat didefinisikan dalam hubungannya dengan garis lintang relatif terhadap Meridian Utama atau Meridian Greenwich. Ini dikarenakan standar kartografi Britania yang diterima luas pada 1884 dalam Konferensi Meridian Internasional


disadur sepenuhnya dari wikipedia.com

sistem politik dan pemerintahan timur tengah

Secara geografis , Timur Tengah dikenal sebagai sebuah wilayah yang secara politis dan budaya merupakan bagian dari benua Asia, atau Afrika-Eurasia. Pusat dari wilayah ini adalah daratan di antara Laut Mediterania dan Teluk Persia serta wilayah yang memanjang dari Anatolia, Jazirah Arab dan Semenanjung Sinai. Kadangkala disebutkan juga area tersebut meliputi wilayah dari Afrika Utara di sebelah barat sampai dengan Pakistan di sebelah timur dan Kaukasus dan/atau Asia Tengah di sebelah utara. Media dan beberapa organisasi internasional (seperti PBB) umumnya menganggap wilayah Timur Tengah adalah wilayah Asia Barat Daya (termasuk Siprus dan Iran) ditambah dengan Mesir.
Wilayah tersebut mencakup beberapa kelompok suku dan budaya termasuk suku Iran, suku Arab, suku Yunani, suku Yahudi, suku Berber, suku Assyria, suku Kurdi dan suku Turki. Bahasa utama yaitu: bahasa Persia, bahasa Arab, bahasa Ibrani, bahasa Assyria, bahasa Kurdi dan bahasa Turki.
Sejak pertengahan abad ke-20, Timur Tengah telah menjadi pusat terjadinya peristiwa-peristiwa dunia, dan menjadi wilayah yang sangat sensitif, baik dari segi kestrategisan lokasi, politik, ekonomi, kebudayaan dan keagamaan. Timur Tengah mempunyai cadangan minyak mentah dalam jumlah besar dan merupakan tempat kelahiran dan pusat spiritual agama Yahudi, Kristen dan Islam.
Beberapa telah mengkritik istilah 'Timur Tengah' karena keErosentrismeannya. Wilayah ini terletak di timur Eropa barat. Bagi India, dia terletak di barat; bagi Russia dia terletak di selatan. Penggunaan kata 'Tengah' juga telah menyebabkan kebingungan bagi sebagian orang. Sebelum Perang Dunia I, 'Timur Dekat' digunakan Inggris untuk menunjuk ke daerah Balkan dan Kerajaan Ottoman, sedangkan 'Timur Tengah' untuk Persia, Afganistan, dan Asia Tengah, Turki, dan Kaukasus. Sedangkan 'Timur Jauh' menunjuk ke negara-negara 'Asia Timur', seperti Tiongkok, Jepang, Hong Kong, dll.
negara-negara yang termasuk dalam kawasan timur tengah ialah antara lain;
suriah Lebaon Palestina Mesir Arab Saudi Yaman Oman
Uni emirat arab Bahrain Qatar Irak Kuwait Maroko Aljazair
Libyia Tunisia Mauritania Sahara barat Sudan Ethiopia Eritrea
Djibouti Iran Pakistan Turki

Secara umum system politik yan berkembang di timur tenga berkisar pada berbagai wilayah poltk pemerintahan yang ada dan dianut oleh beberapa negara di timu tengah, system politim dan pemerintahan ini ialah antara lain:

1.negara theokrasi, dapat dimaknai sebagai kekuasaan yang dimiliki seseorang atau sekelompok orang yang mendapatkan legitimasi dari Tuhan bukan dari rakyat. Oleh karena itu rakyat tidak berwenang untuk mencabutnya dari kursi kekuasaan. Disamping itu, tatkala penguasa membuat hukum, dia berkedudukan sebagai wakil Tuhan yang berwenang mengatur kehidupan di muka bumi. Dengan demikian berarti kedaulatan (as siyadah/sovereignty) dan kekuasaan (as sulthon/autority) berada di tangan seorang atau beberapa orang penguasa negara theokrasi itu sendiri.
2. Selain itu system lain yang kita kenal ialah sistem monarki, system monarki ialah bentuk pemerintahan yang dikepalai oleh seorang raja. Sistem ini kadangkala mengalami perubahan dari sisi pembuat hukum dan pola pengangkatan raja sehingga ada di antara para pakar politik, antara lain Leon Duguit, yang membagi sistem ini ke dalam tiga bentuk, yaitu:
-Monarki dengan sistem pemerintahan yang absolute
-Monarki terbatas
-Monarki konstitusionil

3.Sistem republik. Dimana sistem republik berdiri di atas pilar demokrasi, yang kedaulatannya ada di tangan rakyat. Rakyatlah yang memiliki hak untuk memerintah serta membuat aturan, termasuk rakyatlah yang kemudian memiliki hak untuk menentukan seseorang untuk menjadi penguasa, dan sekaligus hak untuk memecatnya. Rakyat juga berhak membuat aturan berupa undang-undang dasar serta perundang-undangan, termasuk berhak menghapus, mengganti serta merubahnya.

4.Sistem kekaisaran adalah sistem pemerintahan yang membedakan antara ras satu dengan yang lainnya dalam hal memberlakukan hukum di dalam wilayah kekaisaran seperti yang pernah terjadi pada kekaisaran Romawi Kuno yang menggunakan sistem divide et impera untuk menguasai dan mengembangkan wilayah kolonialnya (lihat Soehino, Ilmu Negara: 43). Sistem ini telah memberikan keistimewaan dalam bidang pemerintahan, keuangan dan ekonomi di wilayah pusat

5.Sistem pemerintahan Islam adalah sistem pemerintahan sentralisasi, dimana penguasa tertinggi cukup di pusat. Pemerintahan pusat mempunyai otoritas yang penuh terhadap seluruh wilayah negara, baik dalam masalah-masalah yang kecil maupun yang besar. Daulah Islam juga tidak akan sekali-kali mentolelir terjadinya pemisahan salah satu wilayahnya, sehingga wilayah-wilayah tersebut tidak akan lepas begitu saja. Negaralah yang akan mengangkat para panglima, wali, dan amil, para pejabat dan penanggung jawab dalam urusan harta dan ekonomi. Negara juga yang akan mengangkat para qadli di setiap wilayahnya. Negara juga yang mengangkat orang yang bertugas menjadi pejabat pemerintahan (hakim). Disamping negara yang akan mengurusi secara langsung seluruh urusan yang berhubungan dengan pemerintahan di seluruh negeri.
Selain itu hal penting yang perlu diperhatikan ialah baaimana arah orientasi kebijakan dan bagaiamana kebijakan itu diambil menginga kawasan timur tengah belakang ini menjadi kawasan yang penuh dengan perhatian mengingat berbagai maslah yang timbul dan berkembang di kawasan ini menjadi hal yang menrik untuk dibahas dan di carikan akar solusi penyelesaiaannya.
Sisitem poltik pemerintahan kawasa timur tengah adalah bentuk regulasi dari berbagai negara-negara yang ada di dalam kawasan timur tengah dan menjadi peganagn dalam pemerintahan sehari-hari meskipun berbagai ideology yang ada daam tubuh pemerintahan baik itu dari pemimpin negara ataupu dari pihak pengabil kebijakan lainnya turut mempengarui arah orientasi dan kebijakan sebuah negara seperti yang dapat kita lihat dewasa ini, beberapa negara yang bersifat ekstrem dalam pemerintahannya dan beberapa negara pun juga menjadi kaki tangan negara-negara maju lainnya termasuk amerika sehingga tidak dapat dipungkiri lagi persaingan ideology dan persaingan lainnya turut mewarni sisitem poltik dan pemerintahan di kawasan timur tengah.

Disadur dan ditelaah lebih lanjut oleh;
MUH. ASY’ARI
NURFADILLAH
RIESTA P. ANDINI
IKA SELVIANA
AHMAD SADRI HENTIHU

DEWI HANDAYANI
E 131 06 039
ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL

Konflik Palestina-Israel adalah konflik yang paling lama berlangsung di wilayah Timur Tengah (dengan mengenyampingkan Perang Salib), yang menyebabkannya menjadi perhatian utama masyarakat internasional. Sebagai contoh, konflik antara keduanya menjadi agenda pertama dalam Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), ketika PBB baru terbentuk dan sampai saat ini belum terselesaikan meski ratusan resolusi telah dikeluarkan. Kedua entitas politik ini telah “bertarung” di kawasan Timur Tengah semenjak berdirinya negara Israel pada tahun 1948. Dalam beberapa waktu belakangan, telah terjadi serangkaian peristiwa penting yang menandai proses perdamaian antara kedua entitas ini. Jimmy Carter, mantan Presiden Amerika Serikat (AS), sedang melakukan safari ke wilayah Palestina, dan melakukan dialog dengan pemimpin-pemimpin Palestina.

Perkembangan terakhir yang didapat dari perjalanan Jimmy Carter tersebut, Hamas bersedia untuk mengakui eksistensi Israel di wilayah Timur Tengah, yang menandai perubahan platform politik yang cukup fundamental dari Hamas mengingat mereka merupakan partai politik Palestina yang paling keras mengecam hadirnya Israel di wilayah Timur Tengah.[3] Meski kemudian kabar ini dibantah oleh pemimpin Hamas, Khaled Meshaal yang mengatakan bahwa Hamas tetap dalam posisi untuk memperjuangkan negara Palestina dengan batas pada tahun 1967, yang menjadikan Yerusalem sebagai ibukota Palestina, tanpa mengakui eksistensi Israel.[4] Belum hilang dari ingatan, ketika pemerintahan George W. Bush berusaha menengahi konflik Timur Tengah dengan mengadakan Konferensi Annapolis, yang mengeluarkan rekomendasi mengenai perdamaian antara Palestina dan Israel. Konferensi ini tidak hanya dihadiri oleh perwakilan dari Palestina dan Israel, namun juga dari negara-negara lain seperti Lebanon, Suriah, Mesir, Yordania, dan negara-negara lain di Kawasan Timur Tengah. Pada tahun 2005, Ariel Sharon (Kadima) sebagai Perdana Menteri Israel pada saat itu, mengeluarkan kebijakan unilateral disengagement plan yang disetujui oleh Knesset (parlemen Israel). Dengan adanya kebijakan tersebut, seluruh pemukiman Israel yang berada di wilayah Jalur Gaza, dan beberapa di Tepi Barat (West Bank) ditarik dan dihancurkan. Kebijakan ini memang tidak langsung membuahkan perdamaian permanen antara Palestina dan Israel, tetapi setidaknya usaha untuk mewujudkan hal tersebut sudah semakin dekat.

Tetapi, konflik antara Palestina – Israel tidak bisa hanya dilihat dari kejadian 5 atau 10 tahun belakangan. Perseteruan antara kedua entitas ini telah berlangsung selama enam dekade (jika dihitung dari terbentuknya negara Israel), dan dimulainya konflik antara Palestina – Israel telah melalui latar belakang sejarah yang cukup panjang.

Perkembangan Ekonomi Timur Tengah

Kawasan Timur Tengah merupakan salah satu wilayah yang memliki potensi yang besar jika dilihat dari sudut pandang geopolitik dan geostrateginya. Kita mengenal kawasan ini sebagai regime yang sangat menarik perhatian di berbagai belahan dunia, khususnya bagi bangsa barat sendiri. Ada banyak faktor yang membuat kawasan Timur Tengah ini menjadi rebutan bangsa-bangsa besar seperti Amerika, Inggris dan Prancis. Terdapat banyak keistimewaan yang terkandung di dalamnya, yaitu diantaranya Timur Tengah jika dilihat dari segi geografisnya memiliki letak yang sangat strategis, dimana wilayah ini menjadi "jembatan" untuk menghubungkan tiga benua: Asia, Afrika, dan Eropa. Sehingga jika negara-negara besar tersebut dapat menguasainya maka akan memiliki akses yang cukup luas untuk mengontrol perkembangan yang terjadi diantara ketiga benua tersebut secara lebih dekat dan dapat lebih cepat dalam mengatasi atau mengantisipasinya, selain itu juga semakin mempermudah dalam melakukan perdagangan lintas benua.
Timur Tengah adalah negeri dimana diturunkannya tiga agama besar, yaitu Yahudi, Nasrani dan Islam. Faktor agama ini juga merupakan salah satu keistimewaan bagi Timur Tengah. Timur Tengah sepanjang sejarah sangat dikenal sebagai tanah kelahiran Nabi yang kemudian dianggap sebagai tempat yang suci dan mendorong setiap umat untuk mempertahankan wilayahnya. Dan yang merupakan faktor yang paling penting dan cukup berpengaruh ialah Timur Tengah adalah kawasan yang kaya minyak. Minyak merupakan sumber ekonomi terbesar bagi negara-negara di kawasan Timur Tengah. Minyak dapat dikatakan nafas bagi negara- negara industri, khususnya dalam bidang teknologi. Tanpa minyak, negara teknologi akan mati. Dan minyak pulalah yang menjadi faktor sangat penting sehingga negara-negara industri seperti Amerika, Perancis, Inggris menjadi semakin terdorong untuk menguasai kawasan ini dengan segala cara.
Secara umum di kawasan Timur Tengah sendiri terbagi atas dua kelompok, yakni kelompok yang kaya akan minyak dengan kelompok yang sedikit/tidak ada minyak. Negara-negara yang kaya akan minyak pada umumnya berasal dari negara-negara teluk seperti Saudi Arabia, Kuwait, dan Persatuan Emirat Arab. Kelompok kaya akan minyak memanfaatkan sekali dan sangat bergantung pada keuntungan yang diperoleh dari minyak yang dimilikinya. Negara-negara tersebut kemudian tergabung dalam Kerjasama Negara-negara Teluk (Gulf Countries Cooperation) yang memanfaatkan minyak sebagai kepentingan serta kesejahteraan warga dan sekaligus mempertahankan sistem politik monarki absolut yang menguntungkan garis keluarga penguasanya.
Sedangkan negara-negara yang sedikit minyak, terutama negara-negara Timur Tengah yang berada di wilayah Afrika, memiliki keterbatasan kemampuan dibandingkan dengan negara-negara kaya minyak. Umumnya memiliki persoalan kependudukan yang berkaitan dengan tingginya tingkat kemiskinan, pengangguran, dan perekonomiannya rentan jika ada gejolak di tingkat regional maupun internasional. Bagi kelompok negara yang sedikit minyak atau hampir tidak memiliki minyak mengandalkan masukan dari sektor non-minyak seperti wisata, pertanian, pelabuhan dan industrialisasi seperti Mesir, Yordania, dan Tunis. Mereka ini juga secara politik “dekat” dengan Amerika Serikat namun hal itu dilakukan dengan tujuan untuk meraih kepentingan nasional.
Saat negara-negara Timur Tengah lain memiliki komoditi minyak, negara-negara Timur Tengah tertentu, terutama Mesir dan Yordania, ”menjual” politik luar negeri sebagai ”komoditi” untuk mendapatkan keuntungan ekonomi. Terbukti dengan kebijakan menjalin hubungan diplomatik dengan Israel dan mendukung AS dan sekutunya ketika melancarkan Perang Teluk 1991 terhadap Irak, negara-negara ini memperoleh bantuan tanpa syarat tiap tahun dan penghapusan utang luar negeri.
Meski terdapat perbedaan kelompok yang cukup signifikan diantara keduanya, namun hal tersebut tidak membuat adanya konflik yang tajam. Bangsa-bangsa Arab di kawasan ini pada umumnya memiliki tujuan yang sama, yakni kemajuan ekonomi atas rakyat. Bagi negara-negara yang bukan merupakan penghasil minyak, mendapat kesempatan kerja untuk turut bergabung di industri minyak (milik negara-negara minyak) atas lowongan pekerjaan yang diberikan. Selain itu, negara-negara kaya tersebut juga mengizinkan penanaman investasi di perusahaan minyak bagi siapa pun yang ingin bekerjasama. Keuntungan lain yang dirasakan negara-negara non-minyak tersebut ialah mendapatkan devisa dari warga negaranya yang bekerja di luar negeri. Sehingga melihat hal tersebut maka dapat dikatakan terdapat hubungan mutualisme yang terjadi diantara kedua kelompok tersebut.
Perkembangan ekonomi di negara teluk seperti daya tarik ibarat gula sehingga semut-semut berdatangan. Dengan banyaknya orang asing, sehingga perbandingan jumlah penduduk asli dengan pekerja asing hampir setara. Tentu saja fasilitas yang dimiliki oleh penduduk setempat, terutama berkaitan dengan tunjangan dan kemudahan tidak sama dengan para pendatang. Namun hal ini tidak mengurangi pekerja-pekerja asing untuk datang mencari nafkah di negara petro dollar ini.
Kebijakan infitah (keterbukaan ekonomi) yang ramai melanda dunia Arab terjadi pada tahun 1980-an dimana negara-negara minyak memberikan peluang bagi dunia swasta untuk turut serta berperan dalam sektor-sektor publik. Salah satu dalam pengalaman Saudi Arabia adalah meminta pengusaha sektor swasta untuk berpindah dari investasi tradisional yang umumnya dibidang properti dan perdagangan ke bidang industri. Selama ini pengusaha setempat menikmati hasil dari belanja negara yang besar karena didorong oleh keuntungan minyak.
Kondisi minyak dari dulu hingga saat ini selalu berjalan fluktuatif,, hal ini dikarenakan oleh adanya pengaruh permintaan dan daya beli masyarakat dunia. Ada banyak faktor yang mempengaruhi kestbilan harga minyak di pasar. Pada tahun 2007, terjadinya bom di Afhganistan dan serangan pipa di Yaman cukup mmepengaruhi harga minyak. Pada waktu itu harga minyak naik hingga 97 US$ per barel. Konflik antara Afghanistan- AS tentu saja ikut mempengaruhi pelaku pasar yang nantinya akan menyeret beberapa negara di kawasan ini. Hal tersebut dikhawatirkan akan mengganggu suplai minyak di kawasan tersebut. Sedangkan pipa di Yaman jua cukup brpngruh sebab pipa mampu menyalurkan 155 ribu barel per hari.
Perkembangan ekonomi di negara teluk seperti daya tarik gula sehingga semut-semut berdatangan. Demikian banyaknya orang asing, sehingga perbandingan jumlah penduduk asli dengan pekerja asing hampir setara. Tentu saja fasilitas yang dimiliki oleh penduduk setempat, terutama berkaitan dengan tunjangan-tunjangan dan kemudahan-kemudahan tidak sama dengan para pendatang. Namun hal ini tidak mengurangi pekerja-pekerja asing untuk datang termasuk dari Indonesia.
Kebijakan infitah (keterbukaan ekonomi) yang ramai melanda dunia Arab pada tahun 1980-an telah memberikan peluang bagi dunia swasta untuk turut serta berperan dalam sektor-sektor publik. Salah satu dalam pengalaman Saudi Arabia adalah meminta pengusaha sektor swasta untuk berpindah dari investasi tradisional yang umumnya dibidang properti dan perdagangan ke bidang industri. Selama ini pengusaha setempat menikmati hasil dari belanja negara yang besar karena didorong oleh keuntungan minyak.
Orang kaya dari Timur Tengah kebanyakan berasal dari keluarga kerajaan. Hal ini tidak terlepas dari sistem politik monarki absolut yang dianut oleh negara-negara Teluk yang memungkinkan keluarga kerajaan mendapatkan kekuasaan ekonomi maupun politik. Dalam daftar 50 orang kaya Arab tahun 2007 yang dikeluarkan oleh Arabia Business, 7 dari 10 orang terkaya di Timur Tengah tersebut berasal dari Saudi. Yang terkaya adalah Pangeran Al Walid Bin Talal Al-Saud, keponakan Raja Abdullah. Keluarga Hariri dari Libanon yang menduduki peringkat ketiga juga terhitung memiliki darah Saudi.
Pada tingkat dalam negeri munculnya orang kaya ini juga mencerminkan perkembangan perubahan perubahan politik domestik terutama munculnya kelas menengah. Seperti yang dilakukan misalnya oleh Lubna Olayan, seorang wanita yang menjadi CEO Olayan Financing Company sejak 1986, dari keluarga Olayan yang menduduki peringkat 9 orang terkaya di Timur Tengah. Mengenyam pendidikan di Cornell University dan Indiana University, Lubna Olayan merupakan wanita yang berpengaruh di tengah dunia Arab yang berkesan kurang memberikan kesempatan pada wanita.
Saat terjadi resesi global,harga minyak meningkat tajam hingga mencapai 100 US$ per barel. Dengan naiknya harga minyak tersebut membuat angka permintaan menjadi menurun akibat daya beli masyarakat yang kurang mampu. Namun demikian, berdasarkan laporan World Economic Outlook, estimasi IMF terhadap pertumbuhan GDP global adalah 0,1 persen. Namun setelah revisi, pertumbuhan GDP wilayah MENA di 2009 tetap kuat dengan estimasi 6,6 persen dan 5,9 persen.
1. Pariwisata
Letak Timur Tengah yang tepat berada diantara negara barat dan negara timur memberikan peluang yang besar bagi pariwisatanya. Selain itu, keberadaan Timur Tengah sebagai pusat peradaban di masa lalu mewariskan sejumlah situs dan cerita yang sangat menarik bagi penduduk bumi. Yang tak kalah penting, Timur Tengah juga merupakan pusat ibadah bagi beberapa agama samawi sehingga beberapa kota di kawasan ini menjadi tempat suci yang dikunjungi secara rutin bagi para penganutnya.
Pariwisata Timur Tengah patut diberi perhatian. Hal ini terlihat dari angkanya yang mencapai 2,3 pangsa pasar dunia. Selain itu, bidang ini menyumbangkan 12.1 persen bagi GDP kawasan. Secara ekonomis, angka ini berasal dari perkembangan sektor wisata yang memicu perkembangan di bidang lain seperti akomodasi (hotel dan restoran), jasa wisata dan penerbangan. Belakangan bahkan di sinyalir kawasan Timur Tengah akan menjadi pusat industri penerbangan dunia.
Lokasi isata andalan di Timur Tengah adalah Uni Emirat Arab. Keunggulan negara ini terletak pada jasa wisatanya yang modern dan lengkap dengan fasilitas mutakhir. Selain itu, tempat ini menawarkan udara sejuk pantai berpasir yang indah tanpa meninggalkan kekhasannya sebagai negara gurun. Beberapa objek wisata andalan antara lain; Museum Louver, Museum Guggenheim, Warner Broyhers Theme Park, Gran Prix Formula 1 di Yas Island, dan yang dikenal di seantero dunia yakni hotel dengan kelas tertinggi di dunia, The Burj Al Arab Hotel yang terletak di pantai artifisial di Dubai.
Selain Uni Emirat Arab, Mesir juga tergolong magnet wisata TimurTengah. Negara ini menawarkan keindahan Laut Merah dan Sungai Nil serta seperti wisata ssejarah seperti piramida, sphinx, mumi,artefak yang tiada duanya. Belum lagi keunikan kota Alexandria yang jelas merefleksikan perjalanan Mesir. Tak heran, setiap tahunnya tak kurang dari 8,6 juta turis menyambngai negara ini untuk berpelancong. Hasilnya, 7,6 milyar mengalir ke dalam pendapatan tahunan Mesir.
Jordan dan Oman juga tak kalah. Jordan terkenal dengan Petra, sebuah kota kuno yang terpahat pada dinding batu serta keunikan Laut Mati. Dua lokasi ini sanggup menarik 3,2 juta turis per tahunnya dengan nominal 3,26 juta dolar bagi GDP negara ini. Di lain sisi, Oman mengundang turis dengan keindahan Istana Masqat dan Benteng Ibadinya yang sangat megah.
Untuk pariwisata Timur Tengah, satu hal yang tak boleh terlupa yakni beberapa kota menjadi tujuan wisata rohani dunia berada di sana. Setiap tahunnya, 2 juta penganut Islam berkunjung ke Makkah dan Madinah untuk menunaikan Ibadah haji. Selain itu, jutaan lainnya melaksanakan umroh di kota yang sama. Untuk umat Kristiani, paket wisata yang ditawarkan berkisar di daerah Jerusalem, Betlehem, Kairo, dan Kanna. Jerusalem juga merupakan kota penting yang kerap dikunjungi penganut yahudi.
2. Industri
Selain sektor minyak, sember pertubuhan ekonomi kawasan Timur Tengah mulai diwarnai dengan sumbangsih dari sektor industri, mengingat Timer Tengah membuka pangsa pasar bagi dunia Internsional. Misalnya saja, industri garmen, tekstil, perhotelan dan jasa, kosmetik, semen, hingga industri penerbangan. Salah satu Negara yang paling besar kontribusinya pada pertumbuhan ekonomi dalam sektor industri adalah Uni Emirat Arab. Negara ini adalah wakil dari kawasan Timur Tengah dalam hal produksi dan pemasaran hasil industri. Hal ini mendeskripsikan, bahwa potensi yang dimiliki oleh negara kawasan Timur Tengah ini, tidak hanya pada ketersediaan sumber daya minyak dan gas akan tetapi telah merambah pada ranah industri. Selain Uni Emirat Arab, belakangan Arab Saudi memegang rekor dalam sektor industri semen terbesar.
Dalam sektor industri garmen dan tekstil, negara Timur Tengah tidak sedikit membuka peluang bagi negara-negara Asia seperti Cina, Jepang, dan Indonesia, sebagai penghasil produk tersebut. Pangsa pasar Asia, kini telah menembus kawasan Timur Tengah. Dan sebaliknya, bagi Timur Tengah kawasan Asia adalah tempat untuk berinvestasi dan berbisnis properti. Negara-negara eksportir garmen dan tekstil mengembangkan industri ini, karena melihat peluang yang menjanjikan di kawasan Timun Tengah ini.
Selanjutnya, untuk industri perhotelan dan jasa, Uni Emirat Arab memberikan sumbangsih yang cukup besar bagi pendapatan negara ini. Bahkan dalam perhitungan GDP, peran sektor pariwisata dan perhotelan menyamai persentase sektor migas. Hal ini, nampak dari Industri jasa perhotelan Dubai dan PEA pada umumnya menduduki tempat teratas dalam tingkat hunian. Dimana, menurut data yang diperoleh dari Konsulat Jenderal Republik Indonesia (Dubai-UEA) bahwa Dengan hotel sejumlah 114 yang memililki 25.824 kamar, tingkat hunian hotel di PEA khususnya Dubai terbilang tinggi yaitu sekitar 93% dalam dua tahun terakhir. Bila proyek pulau buatan Palm Jumeirah, Palm Jebel Ali dan proyek-proyek properti lainnya selesai maka Dubai akan memiliki lebih dari 300 hotel berbintang empat dan lima.
Dalam sektor industri kosmetik, pewajahan tumbuhnya industri ini di kawasan Timur tengah terlihat dalam pelaksanaan pameran kosmetik yang diadakan di Dubai. Pameran tersebut merupakan pameran dalam bidang kecantikan yang terbesar di kawasan Timur Tengah dengan menghadirkan 950 peserta yang mewakili 1300 merek dari 55 negara. Penjualan produk-produk perawatan/kecantikan di Timur Tengah tumbuh sebesar 12 persen per tahun dan konsumsi kosmetik dan parfum per kapita di Timur tengah termasuk yang tertinggi di dunia dengan rata-rata pembelian sekitar US$ 334 per orang.
Yang paling menakjubkan dewasa ini adalah bahwa Timur Tengah akan menjadi pusat industri penerbangan dunia. Hal ini didukung oleh adanya pertemuan Industri Penerbangan Timur Tengah pada tahun Februari tahun kemarin, Chief Executive Etihad Airways, James Hogan menguraikan bahwa kawasan Timur Tengah bagi bisnis secara global dan pariwisata, serta bagi sektor penerbangan secara khusus. merupakan kawasan dengan pertumbuhan tercepat dalam hal penumpang pesawat terbang dan lalulintas kargo pada 2006 dan pertumbuhan ini diprediksikan akan berlanjut sebesar 7 persen per tahun antara sekarang hingga 2011. Ini adalah angka yang tertinggi di seluruh kawasan di dunia dan dibandingkan dengan rata-rata global yang hanya mencapai lebih dari 5 persen.
Berbicara mengenai perkembangan dalam sektor industri penerbangan telah terlihat dari usaha-usaha yang akan dilakukan oleh pemerintah UEA. Antaranya adalah penambahan sepuluh bandara di seluruh Timur Tengah juga melakukan investasi senilai USD37 miliar dalam hal menambah kapasitas bandara baru yang akan memberikan tambahan daya tampung 318 juta penumpang per tahun pada 2012. Dan menguatnya perkembangan industri penerbangan, sebanarnya mrupakan produk diversifikasi ekonomi. Diversifikasi ke bidang industri pariwisata, perumahan, jasa keuangan, dan logistik.
Dari penjelasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa kawasan Timur Tengah kini telah mengalami pertumbuhan ekonomi yang signifikan. Tidak hanya dari sektor migas yang merupakan SDA terbesar kawasan ini. Akan tetapi, sektor industri juga turut memberikan kontribusi yang berarti pada pertumbuhan ekonomi Timur Tengah itu sendiri.
3. Agrikultur
Selain sumber-sumber ekonomi yang telah dipaparkan sebelumnya, wilayah Timur Tengah juga memiliki potensi ekonomi di bidang agrikultur. Pada tahun 1950-an, bidang agrikultur merupakan bidang yang mendominasi perekonomian di Timur Tengah, namun dewasa ini saat pertumbuhan industri dan pertambangan semakin meningkat di Timur Tengah, sektor agrikultur pun kemudian mengalami penurunan. Hal ini disebabkan oleh kondisi ekonomi negara-negara Timur Tengah yang sedang berkembang, sehingga cenderung lebih memilih untuk mengembangkan sektor industru daripada sektor agrikultur. Walaupun demikian, tetap ada beberapa negara di Timur Tengah yang menjadikan agrikultur sebagai salah satu sektor penting di Timur Tengah, antara lain Syria, Iraq, Yaman, Iran, Mesir, dan Turki. Negara-negara tersebut mendapatkan 15-25% devisa negaranya melalui sektor ekonomi.
Salah satu negara dengan sektor agrikultur yang kuat adalah Turki. Sejak tahun 1950-an, sektor agrikultur Turki semakin meningkat karena banyaknya kemajuan di bidang mesin pertanian dan pestisida yang membuat Turki dapat mengembangkan sektor agrikulturnya dengan pesat. Turki merupakan salah satu negara yang memiliki banyak cadangan devisa dengan sumbangan dari sektor agrikultur yang signifikan. Kondisi iklim Turki juga sangat membantu berbagai tanaman agrikultur dapat tumbuh di sana, salah satu yang paling terkenal adalah teh dan dan buah fig.
Di daratan tinggi Anantolian tumbuh berkembang berbagai jenis serelia yang juga merupakan sektor perekonomian agrikultur yang signifikan di Turki. Di wilayah ini, kebanyakan petani telah memiliki ladang masing-masing untuk menanam berbagai jenis serealia, jenis serealia ini termasuk gandum, biji barley dan jagung. Di berbagai daerah lain di Turki yang memiliki sarana irigasi yang sangat memadai, ditanam tumbuh-tumbuhan yang ditanam dengan berjarak, seperti kapas, anggur dan buah-buahan lainnya.
Di daerah pesisir, terutama di Aegean dan Mediteranian, terdapat daerah perladangan yang cukup luas, di daerah ini dibudidayakan kapas dan kopi, juga berbagai buah-buahan seperti zaitun, anggur dan lain sebagainya. Kapas juga dibudidayakan dengan luas di Daratan Adana. Daerah pinggiran Laut Hitam dibudidayakan kopi, teh, kentang dan berbagai buah-buahan.
Selain Turki, Yaman juga merupakan salah satu negara dengan sektor agrikultur yang signifikan bagi ekonomi. Kondisi alam Yaman yang berbukit-bikut memungkinkan wilayah ini untuk ditanami berbagai varietas tumbuhan termasuk serealia, buah-buahan dan sayur-sayuran. Serealia yang biasa dibudidayakan di Yaman adalah gandum, biji barley dan millet, sedangkan buah-buahan yang paling banyak dibudidayakan adalah tomat, kentang, anggur, semangka, pepaya dan pisang.
Kelompok VI
Asnani Dewi Maisuri E 13106014
Three Puspasari E 13106016
A. Heryastuti N. Ratih E 13106033
Abd. Rahman Ruspa E 13106042
Asma Amin E 13106052
Kurnia Kaharu E 13106054

KONFLIK ARAB-ISRAEL SEJARAH DAN AKAR PERMASALAHANNYA
Salah satu konflik yang terlalu sering menyita perhatian kita dan hingga saat ini masih setia menjadi sebuah konflik universal yang sangat sulit terpecahkan adalah konflik Arab-Israel. Meskipun banyak pihak yang telah mencoba untuk menjadi mediator dari konflik yang telah berlangsung ratusan tahun ini, akan tetapi selalu hanya berujung pada usaha-usaha negosiasi yang sering kali kemudian diingkari oleh salah satu pihak yang berkonflik. Sejak ratusan tahun lalu, konflik ini pun telah mengalami beberapa transformasi orientasi kenegaraan, dimana apabila pada konteks kekinian, konflik Arab-Israel sering diidentikkan dengan konflik yang terjadi antara Palestina dan Israel saja.
Berbicara mengenai latar belakang historis maka konflik ini bisa dipetakan dalam dua lingkaran sejarah. Yakni sebelum berdirinya gerakan Zionisme Internasional dimana terjadi sejak akar pertentangan keagamaan Zaman Nabi Musa mulai Nampak hingga perebutan wilayah suci yerussalem dalam konteks perang salib. Selanjutnya, penelaahan konflik arab Israel dapat dikaji pasca diberdirikannya sebuah komunal Zionisme Yahudi Internasional oleh Theodore Hertzl.
A. Pra Zionisme Yahudi
Bangsa Yahudi ini merupakan keturunan Ishaq as. Kemudian, orang-orang Yahudi tersebut berhijrah ke Mesir. Namun, mereka kembali lagi ke Palestina di bawah panduan Musa as sekitar abad 12 SM. Keadaan mereka yang lemah dan terpecah-belah dapat dipersatukan oleh Talut dengan membentuk sebuah kerajaan sampai pada masa keemasan di zaman Sulaiman as. Atas dasar kerajaan Israel tersebut, orang Yahudi kemudian meletakkan dasar religius dan emosional bagi kepentingan Yahudi di Palestina yang disokong oleh gerakan Zionis. Dalam sejarah kebangsaan Bani Israil yang yang merupakan nenek moyang dari bangsa Yahudi. Kajian sejarah mereka tidak dapat dipisahkan dari saat Nabi Musa menyebarkan ajaran tauhid kepada mereka. Akan tetapi sebagian dari bani Israil, terpengaruh oleh paganism lama yang dulu sempat mengungkung mereka ketika Namrud masih berkuasa (Masih zaman ajaran Nabi Ibrahim A.S.). Paganisme kuno mesir yang ada perlahan masuk mengikis ajaran ketauhidan yang disampaikan oleh Nabi Musa kepada mereka. Hal ini terus berlanjut hingga setelah Nabi Musa A.S. pun telah meninggal. Bahkan ajaran Kabbalah, yang merupakan inti dari paganism kuno tersebut, secara perlahan-lahan diinfiltrasikan kedalam taurat sehingga taurat tidak murni lagi ajarannya.
Ajaran paganisme kuno sangat mengutamakan unsur materialisme dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karenanya ajaran tersebut tidak lepas untuk menghambakan benda-benda tertentu yang dinilai memiliki kekuatan magis. Oleh karena itu nilai harta adalah hal yang penting bagi kabbalah. Sepeninggal Nabi Musa A.S. Bani Israil kian serius mendalami sihir dan ajaran-ajaran esoteris. Hal yang kemudian membawa kedalam mereka ke dalam ranah keangkuhan intelektual, dimana mereka menganggap bahwa mereka adalah bangsa pilihan.
Dari ajaran kabbalah tersebut pula lahir-lahir ordo-ordo yang menjadi tunggangan dibalik pencarian tempat suci bagi yakni ordo biarawan sion dan kesatria templar. Dua ordo ini pulalah yang kemudian yang mempelopori Perang Salib 1099, Saat Pasukan salib membantai penduduk yerusalem, baik kaum Muslimin dan Yahudi. Bani Israil yang sudah sebagian besar condong pada kesesatan, mereka sempat terusir dari tanah Yerusalem. Tahun 960 sm istana Sulaiman berdiri di Yerusalem. 370 tahun kemudian bangsa babylonia yang dipimpin raja Nebukadnezar II menduduki yerusalaem dan menawan orang-orang Yahudi dan membawa mereka ke Babylonia. Dalam pengasingan ini lah, para pemuka Yahudi membesarrkan hati kaumnya dengan memnuculkan konsep The Promise Land atau tanah yang dijanjikan.
Yerusalem memang menjadi tempat yang sakral sejak awal, karena dari tempat itulah diyakini bahwa haikal sulaiman dan sisa-sisa kekayaaan kerajaannya berada. Sementara bagi umat muslim tempat itu merupakan tempat yang suci dimana disitu adalah tempat dibangunnya masjid Al-Aqsa. Tempat itu pada awalnya dijadikan sebagai titik tempat dakwah bagi umat Islam dan sempat diduduki dan dikendalikan oleh Khalifah Umar Bin Khattab R.A. Ketika khalifah Umar menduduki Aelia/Yerussalem sempat terjadi harmonisasi yang cukup lama antara Umat Muslim Yahudi dan Kristen. Selanjutnya perang kembali tercetus di bawah kendali godfrei de buillon. Lalu Yerusalem kembali diduduki oleh kaum Saracen/muslim dibawah pimpinan Salahuddin Al ayyubi. Keadaan Yerusalem dibawah penguasaan Islam berlanjut hingga imperium Uthmaniyah.
B. Munculnya gerakan Zionisme Internasional
Harapan untuk suatu saat dapat kembali ke tanah yang dijanjikan tidak pernah hilang dari bangsa Yahudi. Pada tahun 1896 , Theodore Hertzl, mengusulkan pembalikan politik dengan konsep Zionisme. Ia memiliki sebuah tekad untuk mendirikan Negara Yahudi seperti yang tertulis dalam bukunya Judenstaat. Dimana dalam buku itu dia menuliskan “Nasionalitas Yahudi,sangat Jelas, tidak mau dan juga tidak dapat dihancurkan. “Masalah Yahudi merupakan masalah nasional yang hanya dapat dipecahkan dengan membuatnya menjadi masalah politik dunia yang harus diperbincangkan dan diselesaikan oleh bangsa-bangsa dunia yang beradab dalam permusyawaratan”. Beragam cara pun dilakukan oleh Herzl guna menyuarakan lebih massif tentang keberadaan Zionisme Internasional. Kongres pertama dilakukan di Basel, Swiss. Kongres tersebut menghasilkan suatu revolusi yang menyebut “tempat bermukim Palestina” bagi kaum Yahudi dan menciptakan organisasi Zionis Dunia.
Dari pemikiran itu, Herzl terus-menerus melayangkan surat permintaan hak atas tanah Palestina untuk komunitas Yahudi kepada Kekaisaran Ottoman. Akan tetapi permintaan tersebut terus pula ditolak Kekaisaran Ottoman. Moses Hess, seorang Yahudi Jerman melemparkan gagasan pertamanya bahwa untuk menguasai Palestina, maka Yahudi harus menggandeng orang-orang barat (Eropa) yang sedang mengalami konfrontasi dengan Turki Uthmaniyah misalnya Inggris dan Rusia.
Sejak saat itu pergerakan atau mobilitas orang Yahudi di Eropa ke Palestina mengalami perkembangan yang signifikan hal ini didukung oleh pemerintahan Inggris. Untuk bisa mendirikan Negara Yahudi di atas tanah milik bangsa Palestina, maka kaum Yahudi harus menjadi mayoritas dan seiring dengan itu menjadikan warga Palestina sebagai minoritas. negara-negara Arab pun menjadi resah dengan Hal ini. Pada saat bersamaan Turki mulai mengalami kemunduran hal ini salah satunya disebabkan oleh penumpukan sejumlah besar hutang terhadap negara-negara barat, konspirasi yang terbangun untuk mendirikan Negara Yahudi pun berkembang dan melalui upaya-upaya penyusupan, dan kerjasam terselubung, kehalifahan Turki berhasil dihancurkan pada tanggal 3 Maret 1924. Hanya 27 tahun setelah kongres Zionis internasional pertama.
B. Sejarah Berdirinya Negara Israel
Selama Perang Dunia I Inggris mengambil bagian dari Timur Tengah, termasuk Palestina, dari Kekaisaran Ottoman. Tahun 1917 di Inggris yang telah dijanjikan Zionis sebuah 'rumah Yahudi nasional' dalam Deklarasi Balfour, dan pada dasar ini kemudian mereka yang diberi mandat atas Palestina dari League of Nations. Mandat Palestina untuk Yahudi Oleh Inggris awalnya termasuk bidang Transjordan, yang terbelah di 1922. Setelah proposal diadopsi oleh Majelis Umum PBB pada bulan November 1947, meningkat konflik Palestina dan Arab mulai menyerang convoys dan masyarakat Yahudi di seluruh Palestina dan Yerusalem diblokir, mana yang Zioni hancur diserang dan beberapa desa Palestina. Liga Arab yang telah diumumkan secara terbuka yang bertujuan untuk mencegah pembentukan negara Yahudi secara paksa, dan Al Husseini British diberitahu bahwa ia ingin menerapkan yang sama 'solusi untuk masalah orang Yahudi' sebagai Hitler telah dilakukan di Eropa.
Dengan tugas mandat yang ditandatangani di San Remo (1920), Inggris melaksanakan peralihan pemerintahan dari militer ke sipil. Pemerintahan sipil baru mmembuka pintu bagi imigrasi ke Palestina, namun segera mendatangkan protes dari penduduk Arab. Pada tahun 1921 timbul kerusuhan anti Yahudi yang memaksa Winston Churchill untuk mengeluarkan memorandum yang menegaskan kembali keingignan London untuk mendirikan pemukiman Yahudi di Palestina.
Sehari setelah deklarasi negara Israel (14 Mei 1948) Arab pasukan dari negara-negara tetangga menyerang wilayah. Pada awalnya mereka membuat beberapa kemajuan dan menaklukkan bagian wilayah yang dialokasikan untuk orang-orang Yahudi. Pada awalnya mereka lebih baik dan lebih kesenjataan pasukan, namun yang berubah setelah gencatan senjata yang digunakan oleh Zionists untuk mengatur dan melatih tentara mereka yang baru dibentuk, maka Angkatan Pertahanan Israel. Karena lebih baik organisasi, intelijen dan motivasi orang-orang Yahudi akhirnya memenangkan mereka dari Perang Kemerdekaan.
C. Konflik Arab-Israel
Konflik Arab-Israel ini bukanlah sebuah konflik dua sisi yang sederhana, seolah-olah seluruh bangsa Israel (atau bahkan seluruh orang Yahudi yang berkebangsaan Israel) memiliki satu pandangan yang sama, sementara seluruh bangsa Palestina memiliki pandangan yang sebaliknya. Di kedua komunitas terdapat orang-orang dan kelompok-kelompok yang menganjurkan penyingkiran teritorial total dari komunitas yang lainnya, sebagian menganjurkan solusi dua negara, dan sebagian lagi menganjurkan solusi dua bangsa dengan satu negara sekular yang mencakup wilayah Israel masa kini, Jalur Gaza, Tepi Barat, dan Yerusalem Timur.
Awalnya Negara-negara Arab memperjuangkan atas hengkangnya bangsa Yahudi dari Palestina dan mencegah berdirinya Negara Israel. Seperti yang terjadi ketika Negara-negara Arab bersatu untuk melawan Israel yang dikenal dengan sebutan perang 6 hari. Akan tetapi kekalahan strategis Arab pada perang tersebut, membuat Negara-negara Arab menjadi tidak percaya diri. Kelemahan mereka terletak pada perjuangan individual kenegaraan untuk membela palestina tidak secara kolektif. Negara-negara yang terlibat seperti Mesir, Suriah, Libanon, Arab Saudi. Terlebih pasca perang tersebut beberapa Negara Arab seperti Mesir malah justru berubah orientasi kepentingan begitupun dengan Arab Saudi yang beberapa tahun setelah berlangsungnya perang 6 hari, justru mengadakan perjanjian pembagian wilayah dengan Israel. Walhasil semenjak saat itu, Palestina seolah ditinggalkan sendiri oleh kawan-kawan sebangsanya.
Mengingat pembatasan-pembatasan di atas, setiap gambaran ringkas mengenai sifat konflik ini pasti akan sangat sepihak. Itu berarti, mereka yang menganjurkan perlawanan Palestina dengan kekerasan biasanya membenarkannya sebagai perlawanan yang sah terhadap pendudukan militer oleh bangsa Israel yang tidak sah atas Palestina, yang didukung oleh bantuan militer dan diplomatik oleh A.S. Banyak yang cenderung memandang perlawanan bersenjata Palestina di lingkungan Tepi Barat dan Jalur Gaza sebagai hak yang diberikan oleh persetujuan Jenewa dan Piagam PBB. Sebagian memperluas pandangan ini untuk membenarkan serangan-serangan, yang seringkali dilakukan terhadap warga sipil, di wilayah Israel itu sendiri. Masalah pengungsi muncul sebagai akibat dari perang Arab-Israel 1948. Masalah Tepi Barat, Jalur Gaza, dan Yerusalem Timur muncul sebagai akibat dari Perang Enam Hari pada 1967. Selama ini telah terjadi konflik yang penuh kekerasan, dengan berbagai tingkat intensitasnya dan konflik gagasan, tujuan, dan prinsip-prinsip yang berada di balik semuanya. Pada kedua belah pihak, pada berbagai kesempatan, telah muncul kelompok-kelompok yang berbeda pendapat dalam berbagai tingkatannya tentang penganjuran atau penggunaan taktik-taktik kekerasan, anti kekerasan yang aktif, dll.
Kemudian jika merunut pada konflik yang terjadi sekarang di jalur Gaza hal ini dilatarbelakangi atau bermula dari kehadiran kelompok pendatang baru dalam perjuangan bangsa Palestina, yaitu Hamas. Strategi perjuangan mereka telah menuai apa yang sekarang terjadi di Gaza dan (seakan-akan) mementahkan seluruh rangakain usaha mewujudkan Negara Palestina dan perdamaian yang sudah dimulai di era Yasser Arafat, yang sejak th 1969 memimpin PLO (Palestinian Liberation Organization). Pendekatan-pedekatan yang dilakukan Hamas untuk memikat hati penduduk Palestina yang tinggal di Jalur Gaza sungguh berhasil. Pemilu yang dilakukan di Gaza memberi kemenangan kepada kelompok Hamas dan pukulan kepada kelompok Fatah yang telah puluhan tahun berjuang. Hasil pemilu kemudian membawa Hamas mendepak kepemimpinan Mahmoud Abbas untuk mengontrol Jalur Gaza.
D. Konflik Palestina – Israel
Sejarah panjang pertikaian antara Israel dan Palestina diketahui setiap orang. Semenjak awal abad kedua puluh, Timur Tengah telah menjadi ajang bentrokan antara orang Islam pribumi dengan Arab Kristen dan Yahudi, yang sebagian besarnya tidak dilahirkan di Palestina. Setelah didirikannya Israel pada 1948, bentrokan ini menjadi perang terbuka. Pada 1967, ada empat perang utama dan satu bentuk perang antara Israel dan tetangga Arabnya. Setelah 1967, organisasi yang bekerja untuk membebaskan Palestina juga membuat kehadiran mereka terasa.Pada tahun 1947, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), sebagai penerus LBB, memutuskan untuk membagi wilayah Mandat Britania atas Palestina. Tetapi hal ini ditentang keras oleh negara-negara Timur Tengah lainnya, juga negeri-negeri Muslim.
Kaum Yahudi mendapat 55% dari seluruh wilayah tanah meskipun hanya merupakan 30% dari seluruh penduduk di daerah ini. Sedangkan kota Yerusalem yang dianggap suci, dihuni tidak hanya oleh orang Yahudi, tetapi juga orang Muslim dan Kristen akan dijadikan sebagai kota internasional.Israel sendiri diproklamasikan sebagai negara pada tanggal 14 Mei 1948. Sehari setelah proklamasi, Israel langsung diserbu oleh tentara dari Lebanon, Suriah, Yordania, Mesir, Irak dan negara Arab lainnya. Tetapi Israel bisa memenangkan peperangan ini dan malah merebut kurang lebih 70% dari luas total wilayah Mandat Britania Raya atas Palestina.Perang ini menyebabkan banyak warga Palestina yang mengungsi dari daerahnya sendiri. Seiring dengan itu banyak pula kaum Yahudi yang diusir dari negara-negara Arab.
a. Perjanjian Camp David
Perjanjian Camp David terbagi atas dua bagian. Pelaksanaan dari bagian pertama yakni ”Kerangka Konklusi Perjanjian Damai antara Mesir dan Israel” tidak menimbulkan banyak masalah. Israel mengembalikan Semenanjung Sinai kepada Mesir, melucuti semua tentara Israel di kawasan itu dan mundur ke wilayah Israel. Orang Israel mundur dari Semenanjung Sinai dengan air mata. Sebagai imbalannya, mereka menerima jaminan dari Mesir bahwa Israel tak akan diserang. Perjanjian perdamaian dengan Mesir itu menjamin keamanan di perbatasan Israel di selatan dan praktis menghapuskan kemungkinan terjadinya konflik baru di Timur Tengah. Setelah 1978, hanya Suriah dan beberapa kelompok Palestina yang ekstrem di Libanon menjadi ancaman serius bagi Israel.
b. Perjanjian Oslo
Kesepakatan Oslo yang ditandatangani pada tahun 1993 memulai halaman baru dalam sejarah Timur Tengah. Pemimpin PLO Yasser Arafat dan Perdana Menteri Israel Yitzak Rabin, di hadapan Presiden AS Bill Clinton, dan membawa perundingan Israel-Palestina pada hasil kesepakatan yang sebenarnya. Dengan menandatangani Kesepakatan Oslo, kedua belah pihak saling mengakui untuk pertama kalinya dalam sejarah dan membuat kesepakatan dua negara untuk pertama kalinya.
Dengan tawaran perdamaian yang menjanjikan orang-orang Palestina dengan Jalur Gaza dan Tepi Barat, pemerintah Israel berencana untuk meredam perlawanan rakyat Palestina. Demikian pula, wilayah yang berada di bawah pengendalian Palestina berdasarkan Kesepakatan Oslo berjumlah sekitar 22% dari seluruh tanah Palestina. Bahkan, dengan menempatkan Jalur Gaza, daerah kekuatan pergerakan Islam, di bawah kendali Palestina, Israel telah membebaskan dirinya dari perlunya menghadapi kelompok perlawanan ini. Dengan kesepakatan ini, kekuatan keamanan Palestina harus menghadapi langsung kelompok perlawanan ini. Israel tidak rugi apa pun dalam tawar menawar ini, sebaliknya, terbukti menjadi tawar menawar yang paling menguntungkan. Dan memang, kesepakatan yang mengikuti Oslo membantu Israel “membersihkan” Yerusalem dari orang-orang Kristen dan Muslim.
Setelah menandatangani kesepakatan, gagasan bahwa perdamaian akhirnya akan dimungkinkan mulai merambah seluruh dunia. Telah diterima luas bahwa pertikaian Arab-Israel bisa dipecahkan secara permanen, dan bahwa perdamaian akan membawa kemakmuran dan kebahagiaan ke Timur Tengah. Sejak Persetujuan Oslo, Pemerintah Israel dan Otoritas Nasional Palestina secara resmi telah bertekad untuk akhirnya tiba pada solusi dua negara. Masalah-masalah utama yang tidak terpecahkan di antara kedua pemerintah ini adalah: Keamanan Israel, Keamanan Palestina, Hakikat masa depan negara Palestina, Nasib para pengungsi Palestina, Kebijakan-kebijakan pemukiman pemerintah Israel, dan nasib para penduduk pemukiman itu, Kedaulatan terhadap tempat-tempat suci di Yerusalem, termasuk Bukit Bait Suci dan kompleks Tembok (Ratapan) Barat.
c. Kelompok – kelompok Perlawanan
Dalam konflik Palestina Israel,perjuangan-perjuangan dalam membela kepentingan masing – masing pihak tidak luput dari kelompok-kelompok perlawanan baik yang pro maupun antipati. Adapun beberapa kelompok perlawanan misalnya PLO(Fatah), Liga Arab, Hamas,dll. Secara organisasi, bangsa Palestina telah memiliki wakil resmi di Liga Arab ketika lembaga ini berdiri pada 1945. Waktu itu wilayah Palestina masih dikuasai Mandataris PBB, yakni Inggris. Pada pertemuan puncak negara-negara Arab tanggal 13 Januari 1964, diputuskan untuk membentuk lembaga perwakilan bangsa Palestina sebagai bentuk perlawanan terhadap pendudukan Zionis di wilayah Palestina. Keputusan tersebut merupakan tanggapan positif dari usulan Gamal Abdul Nasser, presiden Mesir. Setelah melalui berbagai lobi yang dipimpin Ahmad Suqaery, berdirilah Organisasi Pembebasan Palestina (Munadzama al-Tahrir al-Palesthiniyyah) atau PLO.
Dalam perjalanan waktu bergabunglah faksi-faksi Palestina untuk perlawanan terhadap pendudukan Israel kecuali Hamas dan Jihad Islami yang menyatakan dirinya berada di luar PLO. Adapun faksi-faksi PLO pada masa 1960-an terdiri dari Al-Fatah (faksi terbesar dalam PLO) yang dipimpin Arafat, Democratic Front for Liberation of Palestine (DFLP) pimpinan Nayef Hawatmeh, Palestine People’s Party dipimpin Sulaiman Najjab, Popular Front for the Liberation of Palestine (PFLP) dipimpin George Habbas. Palestinian Liberation Front dipimpin Mohammed Abbas, Arab Liberation Front dipimpin Mahmut Ismail, Popular Struggle Front dipimpin Samir Goshe, Popular Front for the Liberation of Palestine- General Command (PFLP-GC) dipimpin Ahmed Jibril. Ada Saiqa, kelompok dukungan Suriah, dipimpin Islam Qadi.
Ada pula orang-orang yang bersimpati dengan tujuan-tujuan dari pihak yang satu atau yang lainnya, walaupun itu tidak berarti mereka merangkul taktik-taktik yang telah digunakan demi tujuan-tujuan itu. Lebih jauh, ada pula orang-orang yang merangkul sekurang-kurangnya sebagian dari tujuan-tujuan dari kedua belah pihak. Dan menyebutkan “kedua belah” pihak itu sendiri adalah suatu penyederhanaan: Al-Fatah dan Hamas saling berbeda pendapat tentang tujuan-tujuan bagi bangsa Palestina. Hal yang sama dapat digunakan tentang berbagai partai politik Israel, meskipun misalnya pembicaraannya dibatasi pada partai-partai Yahudi Israel.
Demikian pula, mereka yang bersimpati dengan aksi militer Israel dan langkah-langkah Israel lainnya dalam menghadapi bangsa Palestina cenderung memandang tindakan-tindakan ini sebagai pembelaan diri yang sah oleh bangsa Israsel dalam melawan kampanye terorisme yang dilakukan oleh kelompok-kelompok Palestina seperti Hamas, Jihad Islami, Al Fatah dan lain-lainnya, dan didukung oleh negara-negara lain di wilayah itu dan oleh kebanyakan bangsa Palestina, sekurang-kurangnya oleh warga Palestina yang bukan merupakan warga negara Israel. Banyak yang cenderung percaya bahwa Israel perlu menguasai sebagian atau seluruh wilayah ini demi keamanannya sendiri. Pandangan-pandangan yang sangat berbeda mengenai keabsahan dari tindakan-tindakan dari masing-masing pihak di dalam konflik ini telah menjadi penghalang utama bagi pemecahannya. Banyak orang Israel, termasuk sejumlah besar anggota partai Likudhingga beberapa minggu sebelum 2005 berakhir merupakan partai Sharon kuatir bahwa kurangnya kehadiran militer di Jalur Gaza akan mengakibatkan meningkatnya kegiatan penembakan roket ke kota-kota Israel di sekitar Gaza. Secara khusus muncul keprihatinan terhadap kelompok-kelompok militan Palestina seperti Hamas, Jihad Islami atau Front Rakyat Pembebasan Palestina akan muncul dari kevakuman kekuasaan apabila Israel memisahkan diri dari Gaza.
d. Perang – perang kontemporer antara Palestina - Israel
* Deklarasi Balfour 1917
2 November 1917. Inggris mencanangkan Deklarasi Balfour, yang dipandang pihak Yahudi dan Arab sebagai janji untuk mendirikan ”tanah air” bagi kaum Yahudi di Palestina.

* Revolusi Arab 1936-1939.
Revolusi Arab dipimpin Amin Al-Husseini. Tak kurang dari 5.000 warga Arab terbunuh. Sebagian besar oleh Inggris. Ratusan orang Yahudi juga tewas. Husseini terbang ke Irak, kemudian ke wilayah Jerman, yang ketika itu dalam pemerintahan Nazi.


* Teks 1922: Mandat Palestina Liga Bangsa-bangsa
\* Mandat Britania atas Palestina
* Rencana Pembagian Wilayah oleh PBB 1947
* Deklarasi Pembentukan Negara Israel, 14 Mei 1948.

Secara sepihak Israel mengumumkan diri sebagai negara Yahudi. Inggris hengkang dari Palestina. Mesir, Suriah, Irak, Libanon, Yordania, dan Arab Saudi menabuh genderang perang melawan Israel.

* Perang Arab-Israel 1948
* Persetujuan Gencatan Senjata 1949

3 April 1949. Israel dan Arab bersepakat melakukan gencatan senjata. Israel mendapat kelebihan wilayah 50 persen lebih banyak dari yang diputuskan dalam Rencana Pemisahan PBB.

* Exodus bangsa Palestina 1949-1967
* Perang Suez 1956
* Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) resmi berdiri pada Mei 1964Tujuannya menghancurkan Israel.
* Perang Enam Hari 1967
* Resolusi Khartoum
* Pendudukan Jalur Gaza oleh Mesir
* Pendudukan Tepi Barat dan Yerusalem Timur oleh Yordan

1967-1993
* Perjanjian Nasional Palestina dibuat pada 1968, Palestina secara resmi menuntut pembekuan Israel.
* 1970 War of Attrition
* Perang Yom Kippur 1973
* Kesepakatan Damai Mesir-Israel di Camp David 1978

* Perang Lebanon 1982
* Kesepakatan Damai Oslo antara Palestina dan Israel 1993
13 September 1993. Israel dan PLO bersepakat untuk saling mengakui kedaulatan masing-masing. Pada Agustus 1993, Arafat duduk semeja dengan Perdana Menteri Israel Yitzhak Rabin. Hasilnya adalah Kesepakatan Oslo. Rabin bersedia menarik pasukannya dari Tepi Barat dan Jalur Gaza serta memberi Arafat kesempatan menjalankan sebuah lembaga semiotonom yang bisa “memerintah” di kedua wilayah itu. Arafat “mengakui hak Negara Israel untuk eksis secara aman dan damai”.

28 September 1995. Implementasi Perjanjian Oslo. Otoritas Palestina segera berdiri.

* Intifada pertama
1993-sekarang
* Kerusuhan terowongan Al-Aqsa
September 1996. Kerusuhan terowongan Al-Aqsa. Israel sengaja membuka terowongan menuju Masjidil Aqsa untuk memikat para turis, yang justru membahayakan fondasi masjid bersejarah itu. Pertempuran berlangsung beberapa hari dan menelan korban jiwa.

* 18 Januari 1997 Israel bersedia menarik pasukannya dari Hebron, Tepi Barat.
* Perjanjian Wye River Oktober 1998 berisi penarikan Israel dan dilepaskannya tahanan politik dan kesediaan Palestina untuk menerapkan butir-butir perjanjian Oslo, termasuk soal penjualan senjata ilegal.
* 19 Mei 1999, Pemimpin partai Buruh Ehud Barak terpilih sebagai perdana menteri. Ia berjanji mempercepat proses perdamaian.
* Intifada al-Aqsa
Maret 2000, Kunjungan pemimpin oposisi Israel Ariel Sharon ke Masjidil Aqsa memicu kerusuhan. Masjidil Aqsa dianggap sebagai salah satu tempat suci umat Islam. Intifadah gelombang kedua pun dimulai.
* KTT Camp David 2000 antara Palestina dan Israel
* Maret-April 2002 Israel membangun Tembok Pertahanan di Tepi Barat dan diiringi rangkaian serangan bunuh diri Palestina.
* Juli 2004 Mahkamah Internasional menetapkan pembangunan batas pertahanan menyalahi hukum internasional dan Israel harus merobohkannya.
* 9 Januari 2005 Mahmud Abbas, dari Fatah, terpilih sebagai Presiden Otoritas Palestina. Ia menggantikan Yasser Arafat yang wafat pada 11 November 2004
* Peta menuju perdamaian.
* Juni 2005 Mahmud Abbas dan Ariel Sharon bertemu di Yerusalem. Abbas mengulur jadwal pemilu karena khawatir Hamas akan menang.
* Agustus 2005 Israel hengkang dari permukiman Gaza dan empat wilayah permukiman di Tepi Barat.
* Januari 2006 Hamas memenangkan kursi Dewan Legislatif, menyudahi dominasi Fatah selama 40 tahun.
* Januari-Juli 2008 Ketegangan meningkat di Gaza. Israel memutus suplai listrik dan gas. Dunia menuding Hamas tak berhasil mengendalikan tindak kekerasan. PM Palestina Ismail Haniyeh berkeras pihaknya tak akan tunduk.
* November 2008 Hamas batal ikut serta dalam pertemuan unifikasi Palestina yang diadakan di Kairo, Mesir. Serangan roket kecil berjatuhan di wilayah Israel.
* Serangan Israel ke Gaza dimulai 26 Desember 2008. Israel melancarkan Operasi Oferet Yetsuka, yang dilanjutkan dengan serangan udara ke pusat-pusat operasi Hamas.

Kelompok 4 :
SITI HARDIANTI PERMATASARI (E131 06 002)
SHADRIANI PERTIWI SALEH (E131 06 006)
RIA RAHMATUL ISTIQOMAH (E131 06 010)
ANDI ISMIRA (E131 06 015)
ASRIANTI HAFID (E131 06 018)
DEWI HANDAYANI (E131 06 0 )
ERMYAWATY AKZADI (E131 06 036)
FEBRIANTI R P (E131 06 044)
JEIN ASTUTI M (E131 06 048)
THERESIA SINTA (E131 06 055)

Timur Tengah dan Ilmu Pengetahuan

Pada dasarnya istilah Timur Tengah hanyalah mengarah pada wilayah budaya, dan secara umum tidak memiliki batas wilayah yang jelas. Ada beragam definisi yang coba menggambarkan mengenai sejauhmana batas dari kawasan Timur Tengah itu sendiri, dan sejauh ini definisi yang paling umum digunakan adalah wilayah yang terdiri atas Bahrain, Siprus, Mesir, Turki, Iran, Irak, Yordania, Kuwait, Lebanon, Oman, Qatar, Arab Saudi, Suriah, Uni Emirat Arab, Yaman dan Palestina. Terkadang pula wilayah Afganistan dan Pakistan ikut dimasukkan dalam wilayah Timur Tengah karena kedekatannya secara budaya dan agama dengan negara-negara yang sudah pasti berada dalam kawasan tersebut seperti Iran dan Irak. Definisi lain yang juga tak kalah banyak digunakan adalah wilayah yang terbentang dan memanjang dari Anatolia (Asia Kecil/Turki), Jazirah Arab, hingga Semenanjung Sinai di Afrika Utara, yaitu kesemua negara tersebut di atas ditambah dengan Maroko, Aljazair, Libya, Tunisia, Mauritania, Sahara Barat, Sudan, Ethiopia, Eritrea serta Djibouti. Dengan luasnya wilayah dari kawasan Timur Tengah ini serta mengingat kekayaan akan ragam budaya dan Sumber Daya Alamnya (SDA) seperti minyak dan gas alam, maka tak mengherankan apabila di masa sekarang kawasan ini menjadi daerah rebutan pengaruh (hegomoni) antara negara-negara besar di dunia seperti Amerika Serikat, Rusia dan China. Tambahan pula letaknya yang sangat strategis dari segi geografis, semakin menjadikan kawasan ini sebagai daerah yang tak pernah lepas dari konflik yang berkepanjangan.
Apabila kita merunut kembali jauh kebelakang, maka dapat dikatakan bahwa Timur Tengah merupakan salah satu tempat asal muasal dari ilmu pengetahuan modern yang berkembang saat ini. Hal ini dapat dibuktikan dengan fakta bahwa Timur Tengah merupakan tempat lahir, tumbuh dan berkembangnya para manusia-manusia brilian dalam bidang ilmu pengetahuan, yang hingga kini masih menjadi sumber inspirasi dalam mengembangkan ilmu pengetahuan. Dengan kata lain teori-teori ataupun hasil penemuan dan pemikiran mereka telah dan masih menjadi dasar dalam pengembangan ilmu pengetahuan modern saat ini. Sebut saja tokoh-tokohnya antara lain adalah Ibnu Sina (ilmu kedokteran), Al Khawarizmi (matematika), Al Kindi (filsafat), Ibnu Khaldun (sosiologi), Al Biruni (astronomi), Ibnu Hayyan (kimia), Ibnu Rusyd (ilmu sosial), dan masih banyak yang lain.
Dalam bidang kedokteran kita, siapa yang tak mengenal Ibnu Sina. Bapak dari Imu Kedokteran ini, merupakan orang yang memetakan ilmu kedokteran serta menggambarkan anatomi dari tubuh manusia secara sempurna. Ibnu Sina juga adalah orang yang menemukan tentang cara berfikir induktif. Di barat, orang mengenal Ibnu Sina dengan nama Avicenna. Lain pula halnya dengan dengan Al Khawarizmi yang dikenal di barat dengan Algorismi. Al Khawarizmi merupakan orang yang menemukan, menggambarkan dan menotasikan angka nol disaat orang masih repot dalam menghitung karena tidak adanya angka nol dalam angka Romawi yang dipakai pada saat itu. Al Khawarizmi juga tercatat sebagai orang yang menemukan ilmu aljabar sehingga diangkat sebagai Bapak Aljabar. Penamaan logaritma juga berasal dari namanya yaitu Algorismi.
Dalam bidang sosiolagi kita, kita mengenal Ibnu Khaldun yang merupakan peletak dasar-dasar ilmu sosiologi modern serta ahli ilmu sosiologi yang terkenal pada zamanya. Di bidang filsafat, terdapat Ibnu Taimiah dan Al Kindi yang mampu mengharmonikan agam dan filsafat. Lain lagi dengan Al Biruni yang menemukan teori perputaran bumi pada porosnya,dan kehebatan Umar Khayam dalam bidang Syair. Itulah segelintir kisah dan kemampuan dari banyaknya manusia-manusia brilian yang dilahirkan di kawasan Timur Tengah, yang masih terus menginspirasi kita hingga saat ini. Tak diragukan lagi, peradaban Timur Tengah adalah peradaban emas, yang masih mencerahkan dunia hingga sekarang.

Abd. Rahman Ruspa
E 131 06 042
Ilmu Hubungan Internasional

PROSES PENYELESAIAN
KONFLIK ARAB-ISRAEL

KELOMPOK V
NITA NURJANNAH (E 131 06 004)
ARFIANIH ALIMUDDIN (E 131 06 007)
MUH. IRFAN (E 131 06 017)
ARAFAT (E 131 06 023)
A. KUSUMA DEWI (E 131 06 028)
DANIAR P MOKOAGOW (E 131 06 029)
NIRWANA NURDIN (E 131 06 040)
MUHAMMAD ZUBAIR (E 131 06 049)


PROSES PENYELESAIAN KONFLIK ARAB-ISRAEL

Akar-akar konflik Arab-Israel sudah terjadi sejak awal datangnya Islam. Konflik antara kedua belah pihak kadang-kadang mereda, tetapi jelas tidak pernah usai sampai dunia memasuki abad ke-21 sekarang ini. Pada tahun 1967 pernah terjadi perang Arab-Israel yang berakhir dengan kekalahan pihak Arab, walaupun pihak Arab pada waktu itu melibatkan Palestina, Syria, Yordania, dan Mesir. Dataran Tinggi Golan, milik sah Syria, masih dikuasai oleh Israel sampai saat ini.
Masalah Palestina-Israel menjadi inti dari konflik Arab-Israel tersebut. Konflik Israel-Palestina boleh jadi merupakan konflik yang memakan waktu panjang setelah Perang Salib yang pernah terjadi antara dunia Timur dan Barat di sekitar abad keduabelas. Konflik yang telah berlangsung enam puluhan tahun ini menjadi konflik cukup akut yang menyita perhatian masyarakat dunia. Jika ditinjau dari latar belakang sejarah, konflik Israel-Palestina merupakan bagian dari konflik Arab-Israel yang lebih luas sejak 1940-an. Agresi Meliter Israel terakhir yang dilancarkan sejak 26 Desember 2008 pada prinsipnya merupakan bagian yang tidak terpisah dari konflik Israel-Palestina sebelumnya.
Berbagai Resolusi konflik Arab-Israel yang telah ditempuh sebagai berikut:
1. Melalui perundingan dan kesepakatan
Berbagai perundingan dan kesepakatan yang telah ditandatangani namun tetap dilanggar antara lain:
• Konferensi Madrid (1991) Upaya internasional melakukan perundingan secara multilateral akhirnya gagal. Konferensi Madrid tahun 1991 sebagai bukti dimana Suriah dan Libanon akhirnya keluar. Sikap ini yang memang ditunggu-tunggu Tel Aviv untuk selanjutnya melakukan perundingan bilateral dengan Yordania dan Palestina guna memecah kesatuan Arab hingga saat ini.,
• Perjanjian Oslo I (1993) Kesepakatan Oslo menyetujui pemerintahan mandiri rakyat Palestina atas wilayah Gaza, Jericho dan Tepi Barat melalui pembentukan Otoritas Palestina. Yasser Arafat ditunjuk sebagai pemimpin Otoritas Palestina dan pemilihan umum dipersiapkan hingga akhirnya Yasser Rafat dipilih menjadi Presiden Otoritas Palestina pada tahun 1996. Sejak itu pemerintahan otoritas Palestina menjadi satu-satunya pemerintahan yang sah dan diakui dunia internasional sebagai pemerintahan rakyat Palestina. Pembentukan Otoritas Palestina ini dengan demikian juga menafikan deklarasi kemerdekaan Palestina pada tahun 1988 di Al Jazair yang tidak pernah diakui oleh PBB tersebut.,
• Persetujuan Kairo (1994),
• Perjanjian Oslo II (1995),
• Persetujuan Hebron (1997),
• Memorendum Wye River (1998),
• Camp David II (2000),
• Kesepakatan Sharm Seikh (2000),
• Tenet Plan (2001),
• Tawaran KTT Liga Arab 2002. KTT Liga Arab di Beirut tahun 2002, yang memunculkan inisiatif perdamaian Arab-Israel. Intinya bahwa negara-negara Arab bersedia menjalin hubungan diplomatik dengan Israel bila negara Yahudi itu telah mundur dari tanah Arab yang didudukinya, termasuk hak kembali bagi warga Palestina dari pengungsian.
• Peluncuran roadmap 14 Maret 2003 yang diprakarsai AS, Uni Eropa, Rusia dan PBB pun kandas.
• Pertemuan puncak Liga Arab di Riyadh, Arab Saudi, pada Maret 2007
• 23-Oktober-2007, konferensi perdamaian Timur Tengah yang digelar di Annapolis, Maryland, AS, November 2007 untuk mendorong digulirkannya kembali pembicaraan damai Timur Tengah, yang telah menggantung selama sekitar tujuh tahun serta untuk mengevaluasi kemajuan dalam membangun demokrasi di kawasan tersebut. Namun, bagi Hamas dan sejumlah negara Arab, pertemuan Maryland adalah momentum untuk semakin mengucilkan Hamas dan memecah belah bangsa Palestina. Hamas praktis terisolasi sejak menguasai Jalur Gaza Juni 2007. Peristiwa ini sekaligus mengakhiri pemerintahan nasional bersatu Fatah-Hamas yang terbentuk melalui Kesepakatan Makkah yang digagas Raja Arab Saudi, Abdullah.
2. Berbagai Kunjungan resmi pemimpin negara Arab ke negara-negara barat dalam hal penyelesaian konflik, maupun sebaliknya, antara lain, seperti:
• 17 April 2007 Presiden Mesir Hosni Mubarak melakukan kunjungan resmi ke Prancis untuk bertemu dengan Presiden Perancis Jacques Chirac.
• Perundingan secara terpisah bertujuan untuk memperlemah solidaritas Arab dengan mengedepankan kepentingan nasional sempit dari masing-masing. Israel misalnya sukses ``berdamai`` dengan Mesir lewat persetujuan Camp David tahun 1978. Lalu dengan Yordania pada 1994, sedangkan persetujuan Oslo dengan Palestina pada September 1993 akhirnya terkubur sudah susuai pengakuan kedua pihak (Israel dan Palestina).
3. Peran PBB
• Dewan Keamanan PBB pada tgl 11 Agustus 2006, akhirnya berhasil menyepakati suatu resolusi yang menyerukan penghentian serangan bersenjata timbal balik antara Israel dan Hizbullah. Resolusi yang bernomor 1701 itu disetujui oleh semua 15 anggota Dewan Keamanan termasuk Amerika Serikat (AS) yang mempunyai hak Veto. Resolusi itu mulai efektif pada Senin 14 Agustus pukul 12.00 GMT.
• Wilayah Palestina itu, pada tahun 1947 atas mandat Liga Bangsa-Bangsa (LBB) diserahkan kepada Inggris selaku administrator.
• Waktu Inggris mengemukakan keinginannya untuk menyerahkan mandatnya kepada PBB, sebagai kelanjutan LBB, PBB membentuk komite khusus untuk memecahkan masalah Palestina.
• Atas rekomendasi komite itu, Majelis Umum PBB mengesahkan rencana pembagian wilayah Palestina menjadi dua yaitu Negara Yahudi dan Negara Arab Palestina dengan Yerusalem sebagai kota internasional. Rencana ini ditolak oleh orang-orang yahudi melalui gerakan zionisnya, dan negara-negara Arab di sekitarnya.
• Perseteruan antara etnis Arab dan etnis Yahudi meningkat setelah berdirinya Israel, dan diperparah lagi dengan pengusiran besar-besaran warga Palestina keturunan Arab. Permusuhan terbuka setelah berdirinya Israel dapat dihentikan sementara oleh Dewan Keamanan (DK) PBB.
• waktu krisis Suez pada 1956, juga perang Arab-Israel (1967 dan 1973), atas seruan masyarakat internasional, PBB berusaha menghentikannya dengan pertama-tama menyerukan gencatan senjata, lalu mengirim pasukan penjaga perdamaian.
• Pada perang tahun 1967, Israel berhasil menduduki Jazirah Sinai, Dataran Tinggi serta Jalur Gaza, Tepi Barat dan Yerusalem. Menghadapi kenyataan ini, DK PBB melalui Resolusi No 242 menyerukan gencatan senjata dan menetapkan prinsip-prinsip bagi penyelesaian yang adil dan langgeng.
• Pada 1973 pecah lagi perang antara Mesir dan Suriah melawan Israel. Karena itu PBB mengeluarkan Resolusi No 338 (1973) yang menegaskan kembali prinsip-prinsip dari Resolusi 242 (1967) dan menyeru kembali pihak-pihak yang bertikai untuk berunding. Untuk memonitor gencatan senjata yang terjadi setelah keluarnya Resolusi No 338 itu, PBB membentuk pasukan perdamaian yang ditempatkan di Dataran Tinggi Golan dan Sinai.
• Di perbatasan Lebanon Selatan dengan Israel Utara, sebagaimana terjadi sekarang ini sering terjadi pertempuran antara pejuang Palestina yang dibantu rakyat Lebanon dan tentara Israel yang sering memasuki wilayah Lebanon. Saat terjadi pertempuran pada 1978 antara pejuang Palestina dan rakyat Lebanon melawan Israel, DK PBB mengeluarkan Resolusi No 425 dan 426. Resolusi itu menyeru Israel menarik diri dari Lebanon selatan dan membentuk the United Nations Interim Force in Lebanon (UNIFIL). Tugas UNIFIL itu untuk memastikan bahwa pasukan Israel mundur dari Lebanon dan memulihkan perdamaian.
• Walaupun sudah ada pasukan PBB (UNIFIL), sejak tahun 1978, Israel tidak sepenuhnya mundur dari Lebanon. Malah pada tahun 1982 tentara Israel menyerang Beirut dan menghancurkan kamp pengungsi Palestina di Shabra-Shatila dan membuat zone keamanan yang ditempati pasukan Israel. Dengan tekanan masyarakat internasional melalui PBB dan perlawanan rakyat Lebanon yang dipelopori Hizbullah, Israel akhirnya mundur dari Lebanon selatan pada 2000.
• Pada akhir September 2000, pecah lagi kerusuhan di Tepi Barat dan Jalur Gaza terutama di wilayah-wilayah yang diduduki tentara Israel. Kerusuhan ini menimbulkan korban manusia, kehancuran prasarana dan tragedi kemanusiaan. DK PBB kembali mengeluarkan Resolusi No 1397 (2002) yang menyerukan penghentian tindakan kekerasan dan menegaskan kembali visi PBB yakni terwujudnya dua negara di wilayah itu: Palestina dan Israel.
• Mundurnya Israel dari wilayah-wilayah Arab yang diduduki dan terselesaikannya masalah pengungsi Palestina secara adil, menjadi inti dari penyelesaian konflik Arab-Israel. Belum semua Resolusi PBB terlaksana, pecah perang lagi antara Arab-Israel pada Juli tahun ini. Perang ini diakhiri dengan Resolusi PBB No 1701 (2006) yang intinya: Israel harus menghentikan operasi meliter dan menarik diri dari wilayah Lebanon, Hizbullah menghentikan serangannya ke Israel, dan pembentukan pasukan perdamaian.
• Pada 14 April 2009, Utusan khusus PBB untuk Timur Tengah, George Mitchell menekankan penyelesaian dua negara bagi konflik antara Israel dan Palestina. George Mitchell pada saat itu bertemu dengan para pejabat penting di wilayah-wilayah Israel dan Palestina, dan juga Mesir dan Teluk Persia. Para pemimpin Palestina dan negara-negara Arab lainnya, mengecam Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu karena tidak menyetujui rencana penyelesaian dua negara itu.
4. Pembentukan organisasi-organisasi dan utusan-utusan untuk penyelesaian konflik. Seperti:
• Crisis Group
Tugas Crisis Group di Israel, wilayah yang diduduki, dan tetangga-tetangga Arab Israel, difokuskan pada rencana-rencana politis dan diplomatis yang lebih komprehensif untuk menyampaikan sumber-sumber konflik, dan berurusan dengan faktor-faktor utama di dalam masyarakat Israel dan Arab yang menghalangi pencapaian perdamaian yang berkelanjutan.

Namun semua kesepakatan, perjanjian dan keputusan PBB pada intinya menuntut kedua belah pihak menahan diri dari aksi kekerasan. Dan lebih khusus lagi meminta Israel untuk menarik diri dari wilayah Palestina yang didudukinya. Selain itu juga menuntut Israel menghentikan penyerangan warga sipil dan mengakui eksistensi Palestina. Namun semua kesepakatan dan resolusi itu tetap saja dilanggar oleh Israel.
Sampai sejauh ini baik organisasi internasional maupun negara-negara yang sudah mengupayakan akan adanya perdamaian di kawasan Timur Tengah ini antara Israel dengan lawan-lawannya, terutama dengan Palestina, bisa kita lihat tidak menghasilkan adanya perdamaian yang menguntungkan bagi kedua pihak.

Hambatan Penyelesaian konflik
Penyelesaian konflik Palestina-Israel sangat rumit untuk diselesaikan dan mengalami banyak kendala karena ternyata dalam tubuh Palestina itu sendiri terjadi konflik internal yakni antara Hamas dan Fatah. PLO yang awalnya diakui sebagai pemegang kekuasaan di Palestina berbeda pandangan dengan Hamas dan Faksi inilah yang kerap berkonflik dengan Israel, Pada perkembangannya, saat ini Hamas menjadi Pemegang kekuasaan di Palestina,
Hamas (Harakah al muqawamah al Islamiyah) adalah sebuah organisasi politik beraliran militan. Diantara garis kebijakan resmi Hamas tersebut sebagaimana tertuang dalam Piagam Hamas adalah Penghancuran Israel. Piagam Hamas menyerukan untuk menguasai kembali seluruh wilayah Israel dan Palestina dan mendirikan sebuah negara palestina merdeka serta menghapus Israel dari peta dunia.
Untuk beberapa kali momentum kemerdekaan Palestina disia-siakan oleh keberadaan faksi yang berkuasa di Palestina. Sebagai contoh pada tahun 2002 negara-negara Arab menawarkan kepada Israel pengakuan eksistensi negara Israel dan menandatangani perdamaian. Sebagai gantinya Israel diminta menyerahkan kembali wilayah yang dikuasainya. Tawaran yang sebenarnya dianggap baik oleh Israel tersebut tidak mungkin direalisasikan saat itu karena Faksi berkuasa di dalam Palestina sendiri justru gencar melakukan aksi-aksi teror dan tidak peduli dengan usaha negara-negara Arab untuk membantu kemerdekaan Palestina. Negara-negara Arab yang memberikan tawaran tersebut tentu saja tidak bisa menjamin dan menghentikan aksi teror dari kelompok-kelompok militan Palestina terhadap Israel.
Persoalan internal umat Islam harus diselesaikan terlebih dahulu sehingga keruwetan konflik Timur Tengah bisa diurai. Caranya menjalin komunikasi intensif antarfaksi baik Sunni, Syiah, maupun yang lain. Hal lain yang tidak bisa diabaikan, Iran harus dilibatkan mengingat negara itu berpengaruh besar terhadap kelompok Syiah di Irak atau Hamas di Palestina.
Prospek penyelesaian konflik Arab-Israel sampai sekarang belum pernah menemukan titik temu dan kesepakatan yang sesungguhnya. Apalagi konflik yang ada selain adanya masalah internal bangsa Arab sendiri juga dengan adanya intervensi asing yang memanfaatkan dan mengambil keuntungan dari konflik tersebut lebih-lebih intervensi PBB tidak memiliki pengaruh yang signifikan bagi resolusi konflik Arab-Israel yang hingga sekarang masih berkecamuk.

KOMPOSISI ETNIS DI TIMUR-TENGAH

Kawasan timur tengah biasa juga disebut dengan jazirah Arab. Secara bahasa, Arab berarti padang pasir, tanah gundul ataupun tanah gundul yang tiada air dan tanamannya. Istilah ini suadah ada sejak dahulu dimana suatu kaum biasanya diberikan penamaan sesuai dengan daerah tempat tinggalnya. Jazirah Arab memiliki posisi yang sangat strategis sehubungan dengan letak geografisnya. Jazirah Arab terletak di benua sudah dikenal semenjak zaman dahulu, yang mempertemukan antara daratan dan lautan. Bagian barat laut merupakan pintu masuk ke benua Afrika, sebelah timur laut merupakan kunci untuk masuk ke benua Eropa, dan sebelah timur merupakan pintu masuk bagi bangsa-bangsa non-Arab timur tengah dan timur dekat yang membentang ke India dan China. Semua benua yang ada di dunia ini, masing-masing mempertemukan lautnya dengan kawasan ini sehingga setiap kapal laut yang berlayar secara otomatis akan bersandar di ujungnya.

Dengan kondisi dan letak geografis yang demikian, sehingga menjadikan kawasan ini sebagai kawasan tempat berlabuh dan terjalinnya interaksi antara berbagai suku dan etnis baik dalam hal perniagaan, peradaban, agama maupun seni. Dipandang dari silsilah keturunan dan cikal bakalnya, para sejarawam membagi kaum-kaum bangsa Arab menjadi tiga bagian yaitu:
• Arab Ba’idah, yaitu kaum-kaum Arab terdahulu yang sejarahnya sudah tidak bisa dilacak lagi secara rinci dan lengkap, seperti suku Ad, Tsamud, Thasm, Jadis, Imlaq, dan lain-lainnya.
• Arab Aribah, yaitu kaum-kaum Arab yang bersal dari keturunan Ya’rub Yasyjub bin Qathum atau biasa disebut Arab Qathaniyah.
• Arab Musta’rabah, yaitu kaum-kaum Arab yang berasal dari keturunan Ismail yang disebut pula Arab Adhaniyah.

Dalam hal ini tentunya kaum Arab yang bisa ditelusuri adalah kaum Arab Aribah dan Arab Musta’rabah. Untuk pembahasan awal, tulisan ini akan membahas mengenai Arab Aribah. Arab Aribah atau kaum Qathan berasal dari negara Yaman yang kemudian berkembang menjadi beberapa kabilah dan suku, yang dikenal dengan dua kabilah yaitu:
• Kabilah Himyar, yang terdiri dari beberapa suku terkenal, yaitu Zaid Al Jumhur, Qudha’ah dan Sakasik.
• Kahlan, yang terdiri dari beberapa suku terkenal , yaitu Hamdan, Amnar, Thayyi’, Madzhij, Kindah, Lakham, Judzam, Uzd, Khazraj, dan anak keturunan Jafnah raja Syam.

Suku Kahlan banyak yang berhijrah meninggalkan Yaman dan menyebar ke berbagai penjuru Jazirah Arab sedangkan kabilah Himyar menetap di Yaman. Suku- suku Kahaln yang berhijrah itu kemudian terbagi menjadi empat golongan yaitu:
* Uzd, suku Uzd tersebar di wilayah antara Tsa’labiyah dan Dzi Qar, Madinah( Auz dan Khasraj), Hijaz-Mekkah, Omman(Uzd Omman), Tihamah( Uzd Syanu’ah),dan Syam.
* Lakham dan Judzam.
* Bani Thayy’I, berdiam di daerah Tha’i.
* Kindah, tinggal di Bahrain, Hadramaut dan Najd, tetapi mereka tidak dapat bertahan lama di daerah tersebut.

Adapun suku Himyar, selain tinggal di Yaman, tetapi ada juga yang hijrah meninggalkan Yaman dan tinggal di pinggiran Iraq. Dari keturunan Ismail, yang kemudian menjadi cikal bakal 12 kabilah yaitu: Nabat, Qaidar, Adba,il, Mibsyam, Misyma, Duma, Misya, Hadad, Taima, Yathur, Nafis, dan Qaiduman. Ke-duabelas kabilah ini dalam kurun waktu yang lama menetap di Mekkah kemudian tersebar di berbagai penjuru dari Yaman hingga ke Syam dan Mesir, tetapi seiring dengan perjalanan waktu, keduabelas kabilah ini tidak terdeteksi keberadaanya kecuali keturunan Nabat dan Qadar. Keturunan Nabat berdomisili di Hijaz utara dan keturunan Qadar menetap di Mekkah.

Arab Musta’rabah, cikal bakal suku ini yaitu berasal dari Iraq, berada di pinggir sungai Eufrat yang berdekatan dengan Kufah. Suku ini adalah keturunan dari Nabi Ibrahim Alahis-Salam yang berasal dari Iraq. Sebagaimana yang diketahui bahwa nabi Ibrahim berhijrah dari Iraq, kemudian ke Pakistan, Mesir dan kembali ke Palestina.

Secara kuantitas isalam di dunia pada dewasa ini, dapatdipisahkan antara negara yang mayoritas islam dengan negara yang minoritas islam sehingga wialayah timur tengah dari segi kuantitas islamnya dapat dibagi kedalam kelompok negara Arab yang memakai bahasa Al Qur’an, negara–negara islam Afrika di Selatan Sahara, negara-negara Islam di Asia bukan Arab, negara-negara minoritas islam dan negara-negara islam terjajah. Negara- negara yang memakai bahas Al Qur’an antara lain: Lebanon, Syria, Yordan, Iraq, Palestina, Kuwait, Bahrain, Unu Emirat Arab, Qatar, Saudi Arabia, Oman, Yaman, Jibouti, Somalia, Mesir, Sudan, Lybia, Tunisia, Maghrib, Aljazair, dan Mauritania. Negara-negara islam Sahara Selatan Afrika yaitu: Chadd, Niger, Mali, Nigeria, Sinegal, Zambia, Guenia, Sereleon, Liberia, dan Komoro. Adapun negara islam di Asia non Arab yaitu:Turki, Iran, Afghanistan, dan Pakistan.

Secara umum, wilayah Timur tengah mencangkup beberapa kelompok suku dan budaya termasuk suku Iran, suku Arab, suku Yunani, suku Yahudi, Suku Berber, suku Assyria, suku Kurdi dan suku Turki. Bahasa yang secara umum yang digunakan adalah bahasa Persia, bahasa Arab, bahasa Ibrani, bahasa Assyria, bahasa Kurdi dan bahasa Turki. Adapun dalam tulisan ini kami hanya membahas kelompok –kelompok etnis yang ada di negara Iran dan Lebanon.

Di Iran, terdapat etnis keturunan Arab, Turki, Mongolia, termasuk ras Arya yang menggunakan bahasa Persia. Sekitar 70% dari penduduk Iran menggunakan bahasa Persia yang kemudian menjadi bahasa resmi negara tersebut. Etnis-etnis yang berdomisili di Iran yaitu: Persia(65%), Azeri(24%), Gimlaki dan Manzadani(8%), Kurdi(7%), Arab (3%), Baluchi(2%), Lurs(2%), keturunan Turki(6%), dan sisanya adalah penduduk keturunan suku Pasthun, Tats, dan komunitas pennduduk yang beragama Kristen Nestorian, Circassi, atau Yahudi. 98% masyarakat Iran adalah muslim dan 90% adalah penganut Syiah.

Lebanon, merupakan negara di Timur tengah yang dikenal paling beragam karena hampir semua etnis penduduk yang ada di Timur tengah berdomisili di negara ini, demikian juga halnya dengan keberadaan agama dan berbagai aliran yaitu ortodoks Suriah(Melkite), Maronit, Kristen Armenia, Katolik Roma, Protestan, Nestorian, Katolik Kaldea, Koptik dll. Selain itu kaum muslim terbagi atas penganut Syiah dan Sunni serta adanyaaliran kebatinan seperti Ismai’liya dan Druze.

published by:

MASRINA
HAPSARI DIAN W.
MAR'ATUSH SHALIHA
NURASIA NURDIN
FRIGIANI P.
RAMLAH
RISKA RAHMAYANI M.
MUH. MAHAZIR T.
RAHMAN
RAVINDRA TM.

Siti Hardiyanti P.
E 131 06 002
ilmu hubungan internasional

Seorang Yahudi Polandia, Gedaliah dari Siemiatyce (w. 1716),
mencatat nasib orang Yahudi Palestina, saat ia kembali ke Yerusalem thn 1700. Keadaan yg mengenaskan, yg dicatatnya dlm buku Pray for the Peace of Jerusalem, memaksanya utk kembali ke Eropa guna mengumpulkan uang bagi Yahudi2 Yerusalem.
Sehubungan dgn akses Yahudi kpd Temple Mount (Haram-esh-Sharif), khususnya, ia mencatat:
Muslim tidak selalu mengijinkan anggota kepercayaan lain masuk Temple Mount -KECUALI ia masuk Islam, karena mereka (Muslim) mengatakan bahwa tidak ada agama yg semurni Islam yg pantas masuk tempat suci ini. Mereka tidak lelahnya mengakui itu, walau TUhan sudah memilih orang Israel, walau ditinggalkanNYa karena kesesatan mereka utk kemudian memilih Muslim ...
Laporan Gedaliah mencerminkan perlakuan HINA kpd Yahudi yg ditolak masuk Temple Mount, dan hanya diijinkan utk berdoa di Tembok Barat selama 13 abad kekuasaan Muslim, setelah membayar bermacam2 'upah' kpd penguasa Muslim. Memang, sebuah pogrom Arab-Muslim bln Agustus 1929 dimana gang2 Arab merajah desa2 dan distrik2 tetangga, membunuh 133 dan melukai 339 Yahudi di Yerusalem - diakibatkan oleh sebuah permintaan sederhana Yahudi bagi otorisasi utk membangun tempat2 duduk dan sebuah layar dijalan sempit selebar 2 meter didepan Tembok Barat.
Akses Yahudi bagi goa Machpelah (Makhpela) didekat Hebron, yg dipercaya mengandung tempat peristirahatan para patriarkh (diatas mana Muslim penjajah mendirikan mesjid), 3 dibawah kerajaan Mamluk, dan kemudian dibawah Ottoman, mencerminkan sikap2 anti-dhimmi, dan khususnya anti-Yahudi selama 8 abad penjajahan Muslim. Sebelum
1266, kondisi kunjungan2 itu digambarkan 4 oleh kronikler abad 12,
Benjamin dari Tudela. 5 Guna melihat the putative sepulchers pada patriarchs didalam goa itu, pengunjung diwajibkan membayar. Benjamin menambahkan, 6
JIka seorang Yahudi memberi bayaran tambahan kpd penjaga goa, sebuah pintu besi gy berasal dari jaman nenek moyang kami terbuka, dan sang pengunjung turun dgn lilin. Ia menyeberangi dua goa kosong, dan dlm yg ketiga ia melihat 6 kuburan, yg diukir dgn nama ketiga Patriarch dan istri2 mereka dlm huruf Ibrani. Goa itu penuh dgn peti2 berisi tulang2 manusia, yg dibawa kesana sbg tempat suci ..
Namun th 1266, Sultan Baybars Mamluk, saat mengunjungi Hebron, melarang Yahudi dan Kristen utk masuk Machpelah. 7 Larangan ini berlangsung bagi Yahudi sampai akhir mandat Inggris (1948); Orang2 Kristen awan, kecuali tokoh2 terhormat spt the Prince of Wales th 1862, dilarang masuk sampai thn 1922. Professor Eliezer Bashan menyimpulkan sejarah larangan diskriminatif selama 600 thn ini, dgn sebuah anekdot dr thn 1336: 8
Pelancong Eropa yg mengunjungi Hebron sebelum dan selama jaman
Ottoman (1517-1917) dan yg mencoba megnunjungi goa tsb tidak diijinkan, dan mereka memberlakukan mereka sama dgn Yahudi. Mereka diijinkan berdoa hanya diluar tembok2. John Mandeville, misalnya, yglahir di England dan berhijrah ke Tanah Suci th 1336, sampai di Hebron dan menulis berikut : "Tidak seorang Kristenpun boleh masuk tempat itu, kecuali dgn ijin Sultan, karena mereka menganggap lelaki Kristen = anjing dan mereka mengatakan tidak dapat membiarkan orang macam itu memasuki tempat yg begitu suci."
Orang Inggris lainnya yg berada disana th 1753 dan juga 10 thn kemudian melaporkan bahwa Yahudi bahkan TIDAK DIIJINKAN JALAN di jalanan menuju goa tsb. Bahaya yg dihadapi seorang Kristen yg mendekati tempat tsb disebut dlm laporan ini (diterbitkan 1845):
"Muslimin menjaga tempat suci itu dgn sangat ketat, dan mengancam setiap Kristen yg berani menginjakkan kakinya didekatnya".
Wakil Konsul Perancis di Basra, yg mencoba berkunjung kesana th 1834, meminta ijin sang Muazzin, namun ia dikatakan bahwa ia terlebih dahlu harus memeluk Islam. Misionaris (H. Bonar) yg mengunjungi Hebron th 1856 dilarang masuk dan mengungkapkan pendapatnya, menekankan sikap berbeda dari Yahudi dan Kristen:
"Fanatisme Muslim menutupi goa ini dari dunia; fanatisme yg sebuas ini tidak ditemukan dimanapun keculai di El-Khulil (Hebron). Kuil Yahudi terbuka bagi siapa saja; katedral2 dan gereja2 Kristen mengundang siapa saja; hanya Mahomedanism dgn ekslusivitas aneh mereka menutup setiap gerbang mesjid dari orang asing."
S. Ehrlich, pedagan Yahudi dari Russia, yg ingin mengunjungi tempat itu, menyamar sbg lelaki Muslim dan berhasil memasuki goa itu pd thn 1833.
Kristen pertama yg diijinkan masuk goa itu adalah Pangeran Wales,
1862. Ia mendapat hak istimiewa karena bukan saja ia berasal dari keluarga kerajaan namun karena situasi politik setelah Perang Krimea th 1856. Inggris dan Ottoman menikmati hubungan khusus karena bersama2 menahan ekspansi Russia... Penguasa Ottoman mencoba membiasakan penduduk Muslim pada sikap yg lebih toleran terhdp orang Eropa dan Kristen, namun penduduk setempat yg fanatik dan pemimpin2 mereka tidak suka pada sikap toleran ini dan tetap memberlakukan larangan masuk pada Kristen2 awam. Beberapa saat setelah kunjungan
Pangeran Wales, sebuah epidemi menjalar di Hebron, yg oleh Muslim dianggap sbg azab Allah karena di-desekrasinya tempat suci tsb, dan penduduk hampir berontak.
DIbawah mandat Inggris (1922-1948), baru Kristen bisa mendapatkan akses kpd gedung tsb, tapi Yahudi tidak mendapatkannya.

“Saya menghormati fakta bahwa Israel mengijinkan sebuah suasana toleransi antar-agama dimana setiap hari Jumat, ribuan Muslim bersolat secara terbuka di Temple Mount di Yerusalem. Ketika saya melihatnya, saya bertanya pada diri sendiri, dimana di dunia Islam 1.000 Yahudi diijinkan berdoa dimuka umum spt ini ?”



KONFIGURASI POLITIK DI TIMUR-TENGAH


Wilayah timur tengah (middle east) selama ini seakan tidak lepas dari hingar-bingar konflik dan kekerasan yang selalu menghiasi setiap headline media-media seluruh dunia. Padahal jika kita lihat lebih jauh disitulah agama-agama besar lahir, yaitu Islam, Kristen, Yahudi. Selain itu juga terdapat tempat suci yang di klaim ketiga agama itu yaitu Jerusalem. Sangat ironis tempat lahirnya agama yang mengajarkan kedamaian kepada setiap umatnya menjadi wilayah yang nyaris jarang terdengar kata perdamaian. Namun disisi lain timur tengah, yang tandus ternyata dianugrahi Tuhan kaya akan sumberdaya mineral yaitu minyak bumi yang menghasilkan uang berlipah dan membuat bangsa manapun ‘ngiler’.

Konflik di timur tengah pada abad modern ini, sebenarnya sudah dimulai sejak perang dunia I dimana konfigurasi politik jazirah arab waktu itu menjadi berubah setelah runtuhnya Kekhalifahan Usmani di Turki. Kekosongan kekuasaan (vacuum of power) itu akhirnya diambil alih oleh Inggris sebagai pihak pemenang PD I yang tentunya atas bantuan Amerika Serikat dan sekutunya.

Potensi ketegangan di timur tengah semakin terlihat setelah imigrasi besar-besaran entik Yahudi dari eropa yang waktu itu tersingkir oleh rejim Nazi di Jerman yang terkenal dengan peritiwa holocausts. Imigrant itulah yang menempati daerah yang sekarang menjadi Negara Israel dan Palestina.

Konflik antara Israel dan Palestina sebagai isu dominan, adalah lahir dari konflik antara Negara-negara Arab dengan Israel yang kemudian dikenal dengan perang Arab-Israel. Selanjutnya, konflik-konflik terus bermunculan seiring dengan semakin banyaknya Negara yang ikut campur di kawasan ini. Selain itu semakin meningkanya ‘kekuatan’ Negara-negara Arab sendiri serta berbagai situasi politik dalam negeri Negara-negara tersebut juga sebagai faktor yang menentukan terjadinya konflik di wilayah itu. Konflik tersebut diantaranya, Perang Iran-Iraq (1980-1988), Konflik Iraq – Kuwait (Agustus 1990-Januari 1991) dan Pendudukan Uni Soviet di Afganistan.

Semua konflik-konflik tersebut tidak lain adalah dampak dari struktur politik dunia (international system) yang mengendaikan konfigurasi politik global oleh kekuatan besar (super power) yang merupakan sebagian dari edisi perang dingin.

Dalam konflik timur tengah, pada intinya peran kepentingan dan kekuatan hegemoni sebagai pemegang struktur global (systemic) dalam hal ini Amerika dan sekutunya termasuk Uni Soviet, sangat besar dalam mempengarugi konfigurasi politik timur tengah. Disamping idiosyncratic (gaya kepemimpinan) serta struktur politik Negara-negara Arab cukup besar pula dalam mempengaruhi peta politik timur tengah. Termasuk faktor ideology, dalam hal ini konflik agama (Islam-Yahudi) juga tidak dapat dipandang sebelah mata dalam membentuk struktur politik, minimal dari sudut pandang masing-masing Negara yang bersangkutan. Untuk lebih jelasnya, konfigurasi politik dapat dianalisis dari peristiwa-peristiwa historis dalam kawasan tersebut, sebagai berikut:

1. Konflik Iran – Iraq (1980-1988)

Konflik Iran-Iraq, peran Amerika sangat besar dalam membentuk struktur politik timur tengah pada waktu itu. Sudah dapat kita tebak, bahwasannya minyak adalah incaran utama AS. Perlu diketahui bahwa Iran adalah Negara penghasil minyak terbesar setelah Arab Saudi. Selain itu, motivasi dari kedua negara yang ingin ‘memimpin’ timur tengah patut menjadi perhatian mengingat sumber daya Mereka yang begitu besar sangat berpotensi menjadi hegemoni baru yang berarti mengancam Amerika.

Kondisi politik dalam negeri kedua Negara juga mendukung, apalagi Iran dalam masa Revolusi Islam oleh Khomaeni semakin gencar menjadi kekhawatiran tersendiri dari Amerika yang berpotensi untuk menjadi hegemoni baru termasuk Iraq sendiri yang khawatir revolusi itu akan menggilas Irak yang sudah di ‘cap’ Sunni oleh Khomaeni. Bahka dengan lantang mengatakan “Iran would not end the war until the downfall of President Saddam Hussein”.

Disini terjadi ‘keanehan-keanehan’, Keanehan itu tampak pada dukungan AS kepada Irak beserta Arab Saudi dan disisi lain Israel mendukung Iran diikuti Syria. Secara singkat sebenarnya dapat dilihat bahwa Saudi jelas memiliki kedekatan historis dengan Irak dari pada Iran yang Syiah. Amerika justru pada pilihan yang sulit, sebab keduanya sangat berpotensi untuk ’menyingkirkan’ AS di timur tengah, pilihan yang sulit itu jatuh ke Irak yang mana ’kebencian’ ke Iran lebih tinggi mengingat kekhawatiran akan dampak Revolusi Iran, apalagi dalam menggulingkan Shah Iran yang sangat dekat dengan AS. Syria, jelas secara geografis berbatasan dengan Irak, secara kalkulasi akan sangat berbahaya jika Irak menang, maka sudah dapat dipastikan Syria akan di “lumat” Irak. Jalan terbaik adalah membantu Iran yang secara geografis sangat jauh dengan Syria, meskipun tidak dapat disangkal kedekatan Ideologi (Syiah) sedikit banyak berpengaruh. Israel justru mendukung Iran, karena Israel memandang Irak lebih berbahaya jika menang atas Iran, namun disini prinsip ’balance of power ’ bermain. Artinya AS mendukung Irak untuk melemahkan Iran dan Israel mendukung Iran untuk melemahan Irak.

2. Konflik Irak – Kuwait

Dalam konflik Iraq – Kuwait juga tidak lepas dari campur tangan AS pada akhirnya. Walaupun ’niat’ pertama Iraq melakukan invasi jelas bahwa Iraq berkepentingan atas Kuwait yang juga kaya minyak. Iraq mengklaim bahwa Kuwait merupakan bagian dari wilayahnya. Namun, pada akhirnya pun AS ’turun tangan’ dengan menerjunkan pasukannya yang sangat terkenal dengan sebutan ’gulf war’ atas inisiatif presiden G. Bush senior.

Dari hal tersebut dapat kita lihat bagaimana kuatnya kepentingan AS atas wilayah tersebut. Mengingat dengan munculnya Irak sebagai kekuatan baru di Timur Tengah, sangat dikhawatirkan AS karena jelas dominasi dan hegemoni AS di Timur Tengah akan berkurang atau mungkin akan hilang jika Iraq benar-benar menjadi penguasa wilayah ini. Dan memang benar, AS mendapatkan moment yang tepat seiring dengan invasi ke Kuwait, maka secara tidak langsung mendapatkan alasan yang tepat untuk menyerang Irak dengan alasan membantu Kuwait dan menyelamatkan perdaimaian. Tentu saja hal tersebut juga mendapatkan restu dari DK PPB.

3. Konflik Israel-Palestina

Sebenarnya konflik antara bangsa Yahudi sebelum membentuk Israel dimulai ketika imigrasi besar-besaran etnik Yahudi dari Eropa yang terdesak rejim Hitler. Dengan berdatangannya bangsa Yahudi ke Palestina secara besar-besaran, menyebabkan kemarahan besar penduduk Palestina. Gelombang pertama imigrasi Yahudi terjadi pada tahun 1882 hingga 1903. Ketika itu sebanyak 25.000 orang Yahudi berhasil dipindahkan ke Palestina. Mulailah terjadi perampasan tanah milik penduduk Palestina oleh pendatang Yahudi. Bentrokan pun tidak dapat dapat dihindari. Kemudian gelombang kedua pun berlanjut pada tahun 1904 hingga 1914. Pada masa inilah, perlawanan sporadis bangsa Palestina mulai merebak.

Israel kemudian melakukan ‘lobi’ hingga Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melalui bantuan AS, sehingga keluarlah Resolusi DK PBB No. 181 (II) tanggal 29 November 1947 yang memberikan mandat kepada Inggris untuk membagi wlayah palestina menjadi tiga bagian mulai saat itulah perlawanan-perlawanan muncul sehingga memunculkan solidaritas dari beberapa kelompok dan negara Arab termasuklah Al Ikhwan Al Muslimun yang disaat bersamaan dibubarkan oleh pemerintah Mesir memperkuat dukungan di tepi barat. Kelompok inilah yang akhirnya membentuk HAMAS (Harakah al-Muqawwah al-Islamiyah) atas prakarsa Syaikh Amad Yassin yang ’lahir’ dari ikhwan al muslim.

Sedang di wilayah yang berbatasan dengan Yordania bantuanpun mengalir dari negara itu walaupun Secara rahasia. Selanjutnya Israel pun juga ber konflik dengan Lebanon terkait dengan ’pencaplok’ annya atas wilayah sekitarnya semisal dataran tinggi Golan dari Syria dan Semenanjung Sinai dari Mesir serta keterlibatannya dalam konfik terusan Suez.Sehingga dapat dikatakan peran Inggris dan Amerika sangat besar dan paling bertanggung jawab dalam pembentukan Israel dan konfik timur tengah. Artinya, secara tidak langsung memang Israel adalah dikehendaki untuk dibentuk oleh negara-negara besar tersebut, walaupun konsekuensi yang terjadi sangat memilukan dan menafikkkan sisi-sisi kemanusiaan.

Dalam konteks kekinian, yaitu sepanjang tahun 2008 kawasan Timur Tengah semakin diwarnai dengan pertarungan sengit dua kubu, yakni antara kubu AS beserta koalisinya dan kubu Iran serta koalisinya pula. Kubu AS mengusung proyek Timur Tengah Raya dengan tawaran isu demokratisasi sebagai andalannya. Adapun kubu Iran membawa misi Timur Tengah yang independen, bernapaskan Islam, dan bebas dari pengaruh asing. Dua kubu tersebut saling membangun sistem patron-klien di berbagai wilayah atau negara di kawasan Timur Tengah.

Secara garis besar, konfigurasi dua kubu itu adalah kelompok pro dan anti terhadap AS. Kelompok pro-AS terdiri dari negara-negara Arab moderat (Mesir, Jordania, dan enam negara Arab Teluk yang terdiri dari Arab Saudi, Kuwait, Qatar, Bahrain, Kesultanan Oman, dan Uni Emirat Arab), Israel dan Turki. Kelompok anti-AS terdiri dari Suriah, Iran, gerakan Hezbollah, gerakan Hamas, Milisi Pengadilan Islam di Somalia, Pemerintah Presiden Omar Hassan Bashir di Sudan, kelompok perlawanan Sunni dan Syiah di Irak, dan Ikhwanul Muslimin di berbagai negara Arab, serta Tanzim Al Qaeda.

Dua kubu tersebut kemudian bertarung di berbagai lini, yakni di Palestina, Irak, Lebanon, Somalia, Sudan, Jordania, Aljazair, Mesir, dan negara-negara Arab Teluk. Dua kubu berlomba menancapkan proyeknya masing-masing dan dalam waktu yang sama saling membendung atau menggagalkan satu sama lain.

Jadi dapat disimpulkan bahwa konfigurasi politik di timur-tengah mengalami banyak pengaruh dari negara-negara yang memiliki power lebih, seperti Amerika Serikat dan negara-negara besar lainnya. sedangkan negara-negara di kawasan timur-tengah akan memihak pada pada salah satu negara besar yang berkonflik untuk memperjuangkan kepentingan masing-masing.

Disusun oleh:

Dedy Alex Putra

Nursam

Ahmad Zaki

Arham

Arfian Chrisna

Minhajuddin